EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (2/7) pagi bergerak melemah sebesar 15 poin didorong data neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2013 yang masih defisit.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah menjadi Rp 9.955 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.940 per dolar AS.
"Pergerakan nilai tukar rupiah gagal bertahan di area positif setelah data neraca perdagangan yang masih mencatatkan defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan sebesar 590,4 juta dolar AS pada Mei 2013," kata Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (2/7).
Reza Priyambada menambahkan meski nilai ekspor di bulan Mei tercatat naik, hal itu belum cukup kuat memberikan sentimen positif bagi rupiah terhadap dolar AS. Terkait inflasi, ia mengatakan inflasi Juni sebesar 1,03 persen masih dinilai lebih baik dibanding 2008 lalu yang sebesar 2,46 persen saat dinaikkannya juga harga bahan bakar minyak (BBM).
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova mengatakan secara historis inflasi di bulan Juni bergerak tinggi, namun inflasi pada Juni 2013 masih dinilai stabil. Ia menilai rupiah masih memiliki ruang penguatan terhadap dolar AS.
Sementara investor akan melihat sentimen lainnya, yakni salah satunya ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh positif di tengah kondisi global yang bergejolak. "Kenaikan BBM juga belum terlalu signifikan dampaknya pada inflasi, perlu diwaspadai yakni sentimen dari eksternal" ucap Ruly.