Senin 08 Jul 2013 23:47 WIB

Pemerintah: Pertumbuhan Ekonomi Semester I Sebesar 6,1 Persen

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Mansyur Faqih
Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

EKBIS.CO, JAKARTA -- Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2013 diperkirakan berada di angka 6,1 persen. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan medio 2012 yang sebesar 6,3 persen. Hal itu disampaikan Menkeu Chatib Basri dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (8/7). Rapat turut dihadiri oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana dan Gubernur Bank Indonesia Agus Dermawan Wintarto Martowardojo.  

Pelemahan daya beli masyarakat serta perlambatan investasi menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi. "Dampak kenaikan harga BBM memengaruhi konsumsi masyarakat. Sedangkan perlambatan investasi terlihat dari indikator impor barang modal," ujar Chatib.  

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menambahkan pertumbuhan 6,1 persen merupakan besaran optimis pemerintah. "Di kuartal II ini diperkirakan pertumbuhan 6,0 sampai 6,1 persen. Kita ambil yang optimisnya yaitu 6,1 persen," kata Bambang.  

Pada kuartal I 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di posisi 6,02 persen.  Sementara target dalam APBN-P 2013 sebesar 6,3 persen. Bambang mengatakan target itu harus diupayakan. "Kita lebih baik setting tinggi supaya kita menggenjot untuk mencapai itu.  Jangan sampai terlalu rendah dan semua orang menganggap pasti tercapai. Lebih baik tak tercapai sedikit dari pada kerendahan pencapaian kita," ujar Bambang.  

Terkait perlambatan investasi, Bambang menilai pada semester II kondisinya akan berbeda dibandingkan semester I. Penambahan belanja modal jelas akan menambah investasi. Selain belanja modal, tumpuan untuk menggenjot pertumbuhan berasal dari arus modal masuk, kredit perbankan dan belanja modal BUMN.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement