EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan pihaknya berharap dilibatkan dalam kegiatan operasi pasar daging sapi oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Operasi pasar itu kan artinya pemerintah harus masuk ke pasar rakyat, pasar 'becek', maka kalau mau operasi pasar, APDI harus ada di sana karena ini masalah sensitif. Jangan sampai pedagang kecil dirugikan," kata Asnawi saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (10/7).
Dia mengingatkan bahwa Bulog telah ditunjuk pemerintah untuk merealisasikan impor daging sapi sebanyak 3.000 ton sebagai jalan intervensi memenuhi pasokan dan membuat harga stabil.
Dia mengharapkan realisasi impor daging bisa dilakukan secepatnya sebelum H-7 lebaran. Sebab daging impor harus melalui serangkaian proses yang memakan waktu sebelum bisa dijual di pasar.
"Berdasarkan informasi daging baru bisa dikondisikan pada H-7. Saya harap lebih cepat dari itu. Kalau masuknya H-1 atau H-2 itu tidak bisa untuk stabilisasi harga, karena belum harus melewati proses bongkar muat, karantina dan lain-lain, bisa jadi proyek gagal dan harga semakin liar," jelas Asnawi.
Jika pemerintah melalui Bulog bisa cepat melakukan intervensi, Asnawi meyakini harga daging tidak akan lebih dari Rp 100 ribu per kilogram. "Tapi jangan lupa operasi pasar harus bijak dengan melibatkan asosiasi seperti APDI. Bulog boleh saja melibatkan distributor besar, tapi asosiasi seperti APDI jangan dilupakan, karena kami ini pedagang," ujarnya.
Asnawi mengingatkan apabila pemerintah hanya melibatkan distributor besar saat melakukan operasi pasar, maka distributor bisa dengan mudah mengambil stok di Bulog, dan menjualnya di pasar. Sementara pedagang eceran kecil akan kesulitan karena harus bersaing dengan harga daging impor milik Bulog. Menurut Asnawi sejauh ini belum ada tawaran dari Bulog kepada APDI atas keterlibatan dalam operasi pasar.