EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (17/7) pagi bergerak melemah 20 poin menjadi Rp 10.030 dibanding posisi sebelumnya Rp 10.010 per dolar AS, seiring dengan ekspektasi penurunan intervensi Bank Indonesia di pasar uang.
"Rupiah kembali ke area negatif, intervensi yang dilakukan BI di pasar uang diperkirakan sedikit mengalami penurunan sehingga pergerakan rupiah berada di level Rp 10.000 per dolar AS," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (17/7).
Ia menilai kebijakan BI untuk menaikan suku bunga acuan (BI rate) belum berdampak positif seiring dengan perekonomian nasional yang sedang melambat. "Apalagi sebelumnya, pemerintah juga telah menaikkan harga bahan bakar minayk (BBM) yang memperlihatkan adanya kebijakan pengetatan fiskal sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," katanya.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan merebaknya kekhawatiran terhadap berlanjutnya perlambatan ekonomi Cina masih menjadi salah satu faktor pelemahan rupiah.
"Investor juga bersikap waspada menjelang pidato Gubernur The Fed Bernanke pada Rabu malam waktu setempat yang dapat memberikan petunjuk kapan bank sentral AS akan mulai mengurangi pemberian stimulus moneternya," tuturnya.
Ia mengatakan tekanan nilai tukar rupiah masih cukup kuat di pasar uang domestik, diproyeksikan pergerakan mata uang domestik terhadap dolar AS di kisaran Rp 10.000-Rp 10.125 per dolar AS.