Senin 04 Nov 2024 16:30 WIB

PMI Manufaktur Domestik Kontraksi, Rupiah Loyo

Rupiah melemah 0,13 persen menjadi Rp 15.753 per dolar AS.

Red: Friska Yolandha
Petugas menunjukan uang dollar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Rupiah melemah 0,13 persen menjadi Rp 15.753 per dolar AS pada Senin (4/11/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menunjukan uang dollar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Rupiah melemah 0,13 persen menjadi Rp 15.753 per dolar AS pada Senin (4/11/2024).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (4/11/2024) ditutup tergelincir seiring Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia masih berada di level kontraksi. Pada akhir perdagangan Senin, rupiah lebih rendah 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp 15.753 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.732 per dolar AS.

"Pasar merespons negatif terhadap rilis data Purchasing Managers Indeks Manufaktur Indonesia pada Oktober 2024 masih berada di level kontraksi 49,2 sama seperti bulan sebelumnya,” kata pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Menurut Ibrahim, PMI manufaktur tersebut telah menunjukkan kontraksi sejak Juli 2024, dimulai dari level 49,3, dan menurun lebih jauh ke 48,9 pada Agustus.

Dengan demikian, sektor manufaktur nasional telah mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Sebelumnya, pada Juni, PMI masih berada di level ekpansif di atas 50, yakni 50,7.

Laporan S&P Global menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia mengalami penurunan marginal dalam operasional selama Oktober 2024, dan terus mengalami penurunan pada sisi produksi, permintaan baru, dan ketenagakerjaan sejak September.

Penurunan itu disebabkan oleh rendahnya aktivitas pasar, yang dalam beberapa kasus dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik, membuat klien bersikap waspada dan menahan aktivitas. Ketidakpastian geopolitik menyebabkan penurunan permintaan ekspor baru selama delapan bulan berturut-turut, baik di pasar domestik maupun internasional.

Sementara di sisi eksternal, investor bersiap menghadapi kemungkinan perubahan arah pekan ini bagi ekonomi global saat Amerika Serikat (AS) memilih pemimpin baru, dan kemungkinan akan memangkas suku bunga lagi dengan implikasi besar terhadap imbal hasil obligasi. Jajak pendapat terbaru menunjukkan para calon Presiden AS, Donald Trump dan Kamala Harris, bersaing ketat dalam pemilihan mendatang, dengan pemungutan suara ditetapkan pada Selasa ini.

Selain itu, pasar mengambil beberapa isyarat positif dari pembacaan penggajian nonpertanian AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat, yang semakin memperkuat taruhan bahwa pasar tenaga kerja yang mendingin akan membawa lebih banyak pemotongan suku bunga dari Federal Reserve. Para ekonom memperkirakan Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke level Rp 15.751 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.723 per dolar AS.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement