Rabu 17 Jul 2013 14:33 WIB

Hatta: Pelemahan Mata Uang Juga Menimpa Negara Lain

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Hatta Rajasa
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Hatta Rajasa

EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejak dua hari terakhir nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS sudah menembus angka Rp 10 ribu. Namun pelemahan nilai tukar mata uang tersebut tidak hanya dialami Indonesia saja, namun juga mata uang negara-negara lain.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, pelemahan rupiah ini bukan semata-mata gejala yang menimpa Indonesia melainkan negara-negara lain. Hal ini, menurutnya, tak lepas dari kebijakan penarikan quantitative easing yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat. "Jadi, jangan sampai kita berpikir seakan-akan Rp 10 ribu itu angka psikologis. Kita akan upayakan menjaga stabilitas rupiah kita," kata Hatta.

Terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menilai pemerintah perlu menjaga inflasi melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Komoditi-komoditi yang mengalami lonjakan harga seperti bawang merah dan cabai perlu diantisipasi. "Jadi, itu mungkin harus disediakan lagi," ujar Agus.

Selain itu, Agus mengatakan koordinasi untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan terus dilakukan oleh BI dan pemerintah. Transaksi berjalan mengalami defisit dalam enam kuartal terakhir.  Oleh karena itu, perbaikan mutlak dilakukan.  Perlu upaya agar transaksi berjalan menjadi positif. "Kalau transaksi berjalan sehat, kalau inflasi terkendali, otomatis nilai tukar juga akan menguat.  Ini yang harus kita jaga," tuturnya. 

Mantan menteri keuangan ini menambahkan, inflasi saat ini sifatnya cenderung bertahan tinggi. Namun pada 2014, BI memperkirakan akan kembali ke kisaran 4,5 plus minus satu persen. Untuk inflasi ekspor, Agus mengatakan salah satu yang harus diwaspadai adalah komoditas-komoditas ekspor.

Harga andalan ekspor dalam negeri dari sisi nonmigas seluruhnya terkoreksi turun dan rata-rata penurunannya 12 persen. Pada tahun lalu, penurunannya mencapai 18 persen. "Oleh karena itu, diversifikasi pasar usaha-usahanya harus dilakukan," imbau Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement