EKBIS.CO, KUALA LUMPUR -- Kawasan Asia Tenggara akan menjadi platform pertumbuhan jasa keuangan syariah. Pasalnya permintaan produk dan jasa keuangan syariah di wilayah tersebut sangat signifikan.
CEO Maybank Islamic Bank Bhd, Muzaffar Hisham mengatakan kawasan Asia Tenggara menunjukkan statistik pertumbuhan menggembirakan dengan populasi lebih dari 600 juta penduduk dan pertumbuhan Produk Domestik Rruto (PDB) rata-rata 5,5 persen selama lima tahun. “Asia Tenggara sebagai pusat industri akan menghasilkan permintaan signifikan untuk produk dan jasa keuangan syariah, terutama dari Indonesia, Malaysia dan Singapura,” ujarnya dalam konferensi pers di Yayasan World Islamic Economic Forum (WIEF), seperti dikutip The Malaysian Reserve, baru-baru ini.
Maybank Islamic akan memperluas peran dan memantapkan dirinya sebagai bank syariah terbesar di Asia Tenggara dengan aset lebih dari 90 miliar ringgit Malaysia. Tahun lalu, bank membukukan laba sebelum pajak 1 miliar ringgit Malaysia.
Fokus pada Malaysia, Muzaffar mengatakan perbankan syariah di sana telah berkembang pesat dalam 20 tahun terakhir. Pada 1990-an, market share perbankan Malaysia hanya 3 persen. Namun saat ini market share perbankan syariah Malaysia tumbuh menjadi 21 persen. Pada 2020, ditargetkan market share mencapai 40 persen sejalan dengan master plan keuangan Bank Negara Malaysia. “Peraturan komprehensif dan inovasi produk memberikan kontribusi keberhasilan industri keuangan syariah di Malaysia,” kata dia.
Keuangan syariah di Asia Tenggara dan Negara Teluk berhasil tumbuh. Untuk memasuki pertumbuhan industri fase berikutnya, keuangan syariah harus melaju global dengan interkoneksi ke berbagai daerah. “Bisnis harus tanpa batas dan mengambil langkah yang mengatasai hambatan,” ucap Muzakkar.
Kebutuhan tersebut sangat mendesak dan harus ditangani secara efisien. Inklusi keuangan akan menghasilkan lebih banyak permintaan. Keuangan syariah tidak hanya ada memberikan layanan kepada umat Islam tapi juga seluruh masyarakat.