EKBIS.CO, ACEH --- Arus balik paska Lebaran baru saja berlalu. Evaluasi sementara PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Aceh menunjukkan masih banyak penumpang yang tidak menggunakan tiket ketika menyebrang dengan kapal. Padahal tanpa tiket resmi, ASDP tidak perlu bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu dalam perjalanan.
General Manager ASDP Aceh, Arifudin mengatakan pihaknya terus melakukan himbauan terhadap perilaku ini. Namun dalam perjalanan tetap ditemukan penumpang tanpa tiket yang akhirnya diabaikan. ASDP selama ini bekerja sama dengan PT Jasa Raharja (Persero) untuk asuransi angkutan Lebaran. "Misalnya, motor mereka nyemplung ke laut, karena tanpa tiket yang kami tidak bisa membantu," ujarnya Rabu (21/8).
Lebaran yang lalu klaim didominasi oleh sepeda motor yang tersebut ke laut. Masyarakat yang mengalami kerusakan kendaraan dalam perjalanan hendaknya langsung melaporkan kepada petugas. Waktu pencairan klaim maksimal 7 hari setelah klaim diajukan.
Setiap musim Lebaran jumlah penumpang yang hendak menyebrang naik hingga 30 persen. ASDP pun menyiapkan fasilitas tambahan termasuk sekoci dan pelampung penyelamatan. Jumlah penumpang dikatakan dijaga hanya 80 persen dari jumlah pelampung yang ada.
Selama ini kapal milik ASDP menjadi andalan terutama untuk menyeberang dari Ulee Lheue ke Sabang. Satu buah kapal mampu mengangkut sekitar 300-500 orang setiap hari. Untuk transportasi Lebaran, ASDP menjadwalkan dua kali penyebrangan.
Sejak tahun 1973, ASDP bekerjasama dengan Jasa Raharja untuk klaim asuransi angkutan laut. Dari durasi tersebut, dikatakan hanya satu kali kejadian kapal tenggelam di tahun 1996. KNP Gurita tersebut tenggelam ketika melintasi Kruweng Raya ke Balohan. Jumlah korban saat itu mencapai 473 jiwa.