EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencapai rekor tertinggi produksi batu bara thermal di kuartal kedua 2013, yaitu sebesar 13,52 juta ton (Mt). Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan produksi perseroan meningkat delapan persen menjadi 24,94 Mt. “Kami berada pada posisi yang tepat untuk mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2013 maupun tujuan jangka panjang perusahaan," ujar Garibaldi, Jumat (30/8).
Hingga semester pertama produksi batu bara di Tambang Paringin melonjak 436 persen menjadi 2,52 Mt. Sedangkan tambang Tutupan tetap stabil 18,82 Mt. Penurunan justru terjadi di tambang Wara, yaitu sebesar tiga persen menjadi 3,61 Mt.
Volume penjualan tumbuh enam persen menjadi 25 Mt. Perseroan saat ini berada di posisi yang tepat untuk mencapai panduan produksi pada rentang 50-53 Mt di akhir 2013.
Pendapatan usaha perseroan per akhir Juni 2013 mencapai 1,5 miliar dolar AS atau turun 18 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan tercatat 116 juta dolar AS.
Adaro juga berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 5,4 persen menjadi 1,228 miliar dolar AS. Pada saat yang sama perseroan mengurangi biaya kas sebesar 7 persen menjadi 35,51 dolar AS per ton.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) Adaro turun 38 persen secara year on year ke level 413 juta dolar AS. Meskipun demikian EBITDA marjin Adaro merupakan yang tertinggi di antara perusahaan batu bara thermal di Indonesia, yaitu 26,2 persen.
Kelebihan pasokan yang masih terus berlangsung setelah kelebihan investasi selama bertahun-tahun membuat harga batu bara global tetap lebih rendah. Namun harga untuk batu bara perseroan yang berkalori rendah tetap kuat. Perseroan tetap fokus pada keunggulan operasional dengan mencapai produksi tertinggi tanpa adanya lost time incident dan pembelanjaan alat berat di anak usaha Adaro Indonesia.
Dengan struktur permodalan yang kokoh dan profil jadwal jatuh tempo utang yang panjang, perseroan meyakini dapat melewati masa sulit. "Kami juga memiliki posisi kas yang sehat dan likuiditas yang kokoh," kata Chief Financial Officer Adaro David Tendian.