Jumat 30 Aug 2013 15:42 WIB

Menkeu: Pembenahan Transaksi Berjalan Bertahap

Red: Nidia Zuraya
Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan pemerintah terus melakukan pembenahan struktural secara bertahap dan berkelanjutan, agar tekanan terhadap neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit makin berkurang. "Karena kalau mau mengatasi defisit transaksi berjalan, problem kita agak lumayan struktural, karena ini sudah terjadi selama tujuh triwulan," ujarnya di Jakarta, Jumat (30/8).

Chatib mengatakan untuk itu pemerintah membuat paket kebijakan ekonomi sebagai upaya mengatasi persoalan dalam jangka pendek dan menengah panjang, agar defisit transaksi berjalan mulai melambat dan prosesnya terus berkelanjutan hingga tahun depan. "Itu sebabnya paket kita mencakup jangka menengah dan panjang, ada pemberian insentif untuk barang intermediate goods. Kalau 'intermediate goods' dibikin, itu bahan baku dan bahan modalnya bisa dibuat di Indonesia," paparnya.

Menurutnya, insentif tersebut dapat bermanfaat untuk meningkatkan angka investasi, pembangunan pabrik pembuat bahan baku serta barang modal dapat makin tumbuh di Indonesia dan mengurangi ketergantungan impor dalam jangka panjang. "Kalau orang mau bikin pabrik, harus dikasih insentif. Tapi kan membikin pabrik cukup lama. Jadi kita harus realistis menaruh itu dalam jangka menengah panjang. Itu target untuk mengurangi defisit," ujarnya.

Chatib mengatakan kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin juga merupakan salah satu bagian dari kebijakan untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan, namun upaya tersebut berisiko untuk menurunkan angka pertumbuhan. "Defisit transaksi berjalan diturunkan, maka slower growth mulai terjadi. Tapi, langkah berikutnya adalah pemerintah menyiapkan antisipasi, karena kalau growth-nya melambat, punya efek pada employment. Untuk itu, paket kebijakan kita buat sebagai stimulus," terangnya.

Menurut Chatib, target pertumbuhan ekonomi 2013 dipastikan mengalami revisi kebawah hingga 5,9 persen karena adanya upaya untuk mengurangi tekanan di neraca transaksi berjalan, namun efeknya stabilitas di pasar keuangan dapat terjalin. "Jadi saya kira, paket kebijakan ini sudah bagus sekali, karena di dalam situasi ekonomi saat ini, yang dibutuhkan dalam jangka pendek adalah menjaga stabilitas," tambahnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement