Sabtu 31 Aug 2013 11:22 WIB

Udang Indonesia Kembali Jadi Primadona Global

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Dhedez Anggara
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.

EKBIS.CO, JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan udang Indonesia kini menjadi primadona dalam perdagangan global. Kondisi ini menjadi momentum positif untuk mengembalikan kejayaan udang Indonesia.

"Saat ini, udang kembali menjadi primadona dengan harga yang cukup tinggi dan tingkat keberhasilan budi daya yang bagus," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto, Sabtu (31/8).

Slamet menyebut model tambak percontohan yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP di sejumlah titik, seperti di kawasan Pantura mulai menamapakkan hasilnya. Tambah percontohan itu bagian upaya menggairahkan usaha budi daya udang di Tanah Air.

"Tambak yang dahulunya terbengkalai, saat ini sudah mampu berproduksi dan dikelola oleh masyarakat sekitar lokasi tambak," katanya. Pengembangan budi daya di tambak-tambak yang terbengkalai, ujar dia, akan meningkatkan produktivitas lahan, meningkatkan produksi udang sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petambak di sekitarnya.

Dia juga mengingatkan bahwa harga udang Indonesia meningkat tajam pada bulan Agustus 2013 karena suplai komoditas tersebut di pasar dunia menurun akibat gagal panen di beberapa negara penghasil. Dampak depresiasi rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat juga berpengaruh.

Sebelumnya, Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Kawasan Timur Indonesia Hasanuddin Atjo di Jakarta, Minggu (25/8), mengatakan bahwa harga udang ukuran 70 ekor per kilogram harganya Rp75.000,00, ukuran 50 ekor seharga Rp86.000,00 dan ukuran 40 ekor mencapai Rp94.000,00. Harga ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang rata-rata Rp48.000,00 per kilogram.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement