EKBIS.CO, JAKARTA--Praktik kartel pangan di Indonesia sudah terindikasi sejak lama dan kini dinilai sudah memasuki tahap yang sangat kronis dan berbahaya. "Pada 2010 saya sudah melaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa kartel pangan sudah sangat berbahaya," kata Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Benny Pasaribu di Jakarta, Kamis (12/9).
Ia mengatakan, jika kondisi itu dibiarkan maka rakyat akan menjadi korban dari praktik-praktik kartel yang mempermainkan harga pangan di luar kewajaran tersebut. Ia menyanyangkan dalam kondisi seperti saat ini Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian tampak sangat kurang berkoordinasi.
"Kuota impor kedelai ini 600 ribu ton, Bulog hanya mendapatkan jatah 100 ribu ton, padahal sebenarnya Mendag bisa bersikap tegas, berikan saja kuota ini kepada Bulog dan koperasi," katanya.
Ia berpendapat pada dasarnya petani di Indonesia sangat produktif dan profesional di bidangnya. Banyak dari mereka bahkan mampu mengidentifikasi jenis hama dan penyakit tanaman hanya dari penampilan fisik dan fisiologi tanaman.
"Untuk memberantas praktik kartel ini kita perlu keberpihakan dan pemberdayaan," katanya.
Mantan Ketua KPPU itu menyebut pernah ada masa ketika Indonesia bebas dari mafia dan kartel yang merugikan yaitu ketika Bulog benar-benar menjalankan fungsinya sebagai penyangga harga pangan dan koperasi. Oleh karena itu, Benny meminta fungsi-fungsi itu dikembalikan kepada Bulog dan koperasi.