EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, sampai saat ini, dirinya belum memutuskan pasokan gas pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik (PKG) berasal dari Lapangan MDA-MBH yang dioperasikan Husky-CNOOC Madura Ltd. "Belum. Itu baru notulen rapat," katanya di Jakarta, Kamis (19/9).
Sesuai aturan, keputusan alokasi gas dikeluarkan oleh Menteri ESDM. Menurut Jero, pihaknya masih menunggu hasil pengujian kelayakan pipa East Java Gas Pipeline (EJGP) milik PT Pertagas yang akan mengalirkan gas Husky ke PKG tersebut. "Kalau hasil pengujiannya belum sampai ke saya, maka saya belum berani bilang 'yes'," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pengujian tersebut menjadi penting karena pipa sudah berusia 19 tahun, sehingga perlu diketahui kehandalannya. "Ini menyangkut keselamatan jiwa. Kalau sampai meledak, bagaimana," katanya.
Apalagi, jalur pipa melewati kawasan padat penduduk. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak bersabar menunggu hasil uji pipanya. Jero menambahkan, pasokan gas yang diperlukan untuk PKG pun masih lama yakni 2016, sehingga masih cukup waktu melakukan pengujian pipa.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan, kesepakatan memang baru berupa notulen rapat. "Kalau nanti pipanya teruji mampu menampung gas Husky, maka silahkan saja," katanya.
Menurut Edy, jika PKG mendapat dari Husky, maka gas Jambaran akan diperuntukkan antara lain PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC).
Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pemerintah sudah memutuskan pasokan gas PKG berasal dari Husky. Keputusan alokasi tersebut ditandatangani di Jakarta, Rabu (18/9).
Menurut Hidayat, dengan keputusan tersebut, maka PKG bisa memulai tender pembangunan perluasan pabrik pupuknya. Alokasi gas untuk PKG sudah berubah berapa kali. Awalnya, gas dipasok dari Lapangan Jambaran, Blok Cepu melalui nota kesepahaman yang ditandatangani pada 2009. Namun, pada 2012, berubah menjadi dari Husky.
Lalu, dikembalikan lagi ke Jambaran pada 22 Februari 2013 dan kini balik lagi ke Husky. PKG direncanakan mulai mendapat pasokan gas Husky dengan volume 85 MMSCFD pada 2016 bersamaan dengan selesainya pembangunan pabrik pupuk baru.