EKBIS.CO, JAKARTA -- Surplus neraca perdagangan Agustus 2013 memberikan optimisme bagi perbaikan defisit pada neraca transaksi berjalan. Meskipun begitu, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2013 tidak akan lebih rendah dari 3 persen. "Bisa di bawah 4 persen. Yang pasti lebih rendah dari defisit transaksi berjalan 4,4 persen (pada kuartal II 2013)," ujar Perry di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (2/10).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia Agustus 2013 mengalami surplus 132,4 juta dolar AS. Rinciannya nilai ekspor mencapai 13,16 miliar dolar AS, sementara nilai impor 13,03 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan pada Januari-Agustus 2013 masih mengalami defisit sebesar 5,538 miliar dolar AS. Rinciannya nilai ekspor 119,32 miliar dolar AS, sementara nilai impor 124,86 miliar dolar AS.
Neraca transaksi berjalan merupakan gambaran ringkas mengenai nilai transaksi barang dan jasa suatu negara dalam kurun waktu satu tahun. Neraca transaksi berjalan terdiri atas neraca perdagangan (digunakan untuk mencatat nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode), neraca jasa (kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara) dan neraca nonbalas jasa (misalnya Indonesia memberikan atau menerima hibah).
Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2013 meningkat menjadi 9,8 miliar dolar AS atau 4,4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Padahal, defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2013 hanya 2,6 persen dari PDB. Defisit transaksi berjalan yang besar dapat memberikan citra buruk manajemen ekonomi nasional. Imbas berikutnya adalah kekhawatiran para pelaku ekonomi dari luar negeri, terutama investor asing terkait prospek masa depan perekonomian.