EKBIS.CO, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perikanan dan Kelautan menilai bahwa pengendalian perikanan tangkap dan pengembangan perikanan budidaya harus terus didorong untuk menghindari penangkapan ikan secara berlebihan (overfishing), sehingga stakeholder diharapkan dapat menerapkan praktek perikanan yang berkelanjutan.
“Negara kita sudah bisa ekspor, itu cukup membanggakan. Sekarang tinggal bagaimana menjaga agar itu bisa berkelanjutan. Jika tidak ada pengendalian, stok ikan juga bisa terancam,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perikanan dan Kelautan Yugi Prayanto di Jakarta, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Kamis (10/10).
Berdasarkan data yang dihimpun Kadin, dalam tiga tahun terakhir, realisasi ekspor hasil perikanan Indonesia terus meningkat. Pada 2010 nilainya mencapai 2,86 miliar dolar AS, naik menjadi 3,52 miliar dolar AS pada 2011 dan 3,85 miliar dolar AS pada 2012.
Melihat tren ekspor perikanan yang membaik, Kadin berharap agar hal tersebut bisa sejalan dengan tingkat kesejahteraan nelayan. “Saya kira percuma jika omzet kita bertambah, tapi kesejahteraan nelayan tidak ikut bertambah,” ucapnya.
Pihaknya meminta, hal tersebut bisa menjadi perhatian bersama antara para pelaku perikanan dan pemerintah. Terkait masalah overfishing, Yugi menghimbau agar program budi daya ikan laut bisa menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan karena dalam kondisi sekarang langkah tersebut masih terbilang minim.
Kadin mencatat, potensi budidaya laut mencapai 8.363.501 hektare area (ha), tetapi realisasi hanya sekitar 74.543 ha. “Peta jalan khusus untuk budi daya ikan laut harus jelas, agar gambarannya juga jelas sehingga lebih mudah untuk dilakukan,” ucapnya.