Selasa 15 Oct 2013 15:59 WIB

Krisis Utang AS Ancam Pasar Keuangan Dunia

Red:
Direktur JP Morgan, Jamie Dimon
Direktur JP Morgan, Jamie Dimon

WASHINGTON -- Pasar keuangan dunia kembali terancam dengan konflik antara-Gedung Putih dan Partai Republik untuk menyelesaikan masalah utang negara itu.

Sejumlah pengamat eknomi yakin kalau Amerika Serikat akan mengambil langkah-langkah pada menit-menit terakhir soal utangnya. Tetapi jika gagal maka akan menciptakan kepanikan secara global.

Direktur JP Morgan, Jamie Dimon mengatakan Jamie Dimon said "> "kita tidak ingin tahu " apa konsekuensi jika seandainya AS gagal mengambil kesepakatan.

Sementara Direktur Deutsche Bank, Anshu Jain memperingatkan kegagalan pembayaran utang AS bisa menciptakan resesi dan menyebar ke negara-negara lain. 

Hal yang sama juga dikhawatirkan oleh Direktur Managing IMF, Christine Lagarde yang secara berulang memperingatkan akan adanya resesi global. 

"Jika kombinasi penghentian sementara pemerintahan Amerika Serikat untuk jangka waktu, dan jika masalah utang AS tidak diselesaikan, maka akan membawa begitu banyak ketidakpastian," ujar Christine Lagarde.

Pada 18 Oktober mendatang, Departemen Keuangan AS akan mulai menerapkan pemotongan anggaran belanja secara dramatis agar sanggup membayar utangnya.

Lainnya halnya dengan AS dan Eropa yang masih berjuang untuk pulih dari dampak dari krisis keuangan global, perekonomian negara-negara berkembang justru berkembang pesat.

Bank Dunia pun menjadi semakin khawatir kalau kegagalan pembayaran utang dan ancaman resesi di AS akan mempengaruhi negara-negara berkembang ini. "Sekarang lima hari lagi menuju momen yang paling membahayakan," ujar Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement