EKBIS.CO, JAKARTA--Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menyatakan bahwa target ekspor furnitur diharapkan mampu mencapai atau menembus 5 miliar dolar AS dalam waktu lima tahun ke depan.
Angka tersebut merupakan target yang akan berusaha dicapai dan merupakan angka realistis, mengingat total ekspor furnitur dunia mencapai 122 miliar dolar AS yang didominasi oleh Cina, kata Ketua Umum AMKRI Soenoto, dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu.
"Cina mendominasi ekspor furnitur dunia sebesar 40 persen, kontribusi Vietnam sebesar 4 miliar dolar AS, sementara Indonesia baru mendekati 2 miliar dolar AS saja," kata Soenoto.
Ia menambahkan, dalam waktu lima tahun ke depan pihaknya meyakini bahwa target ekspor furnitur senilai 5 miliar dolar AS akan mampu terpenuhi. "Dengan target tersebut, maka pertumbuhan per tahun minimal harus sebesar 25 persen," katanya.
Menurut Soenoto, dengan kenaikan sebesar 25 persen per tahun, maka saat memasuki tahun ke lima, peningkatan nilai ekspor furnitur mencapai 5,2 miliar dolar AS. "Kami akan terus melakukan berbagai macam upaya seperti penetrasi pasar khususnya untuk pasar non-tradisional," kata Soenoto.
Permintaan pasar furnitur pada 2013 sudah mengalami perbaikan setelah sebelumnya lesu akibat krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika Serikat.Meskipun hingga saat ini ke duanya masih mengalami krisis, namun berdasarkan data CSIL, perdagangan furnitur dunia mencapai 122 miliar dolar AS, di mana Indonesia hanya berkontribusi kurang lebih sebesar dua persen.
Ekspor furnitur Indonesia sendiri masih didominasi bahan baku kayu, rotan, bambu dan lainnya yang ditujukan ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Inggris dan Belanda.
Untuk nilai ekspor furnitur Indonesia sendiri dari tahun ke tahun masih berfluktuasi, kalau pada 2009 sebesar 1,37 miliar dolar AS, 2010 tercatat 1,16 miliar dolar AS, 2011 mencapai 1,38 miliar dolar dan 2012 sebesar 1,4 miliar dolar AS.