EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai Tukar (kurs) mata uang rupiah Selasa (29/10) pagi terapresiasi menjadi Rp 11.050 per dolar AS setelah data indeks konsumen Amerika Serikat mengalami pelemahan. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 23 poin menjadi Rp 11.050 dibanding posisi sebelumnya (Senin, 28/10) Rp 11.073 per dolar AS.
Laju nilai tukar rupiah masih bertahan di area positif setelah dolar AS menunjukan pelemahan. "Data indeks kepercayaan konsumen AS tercatat lebih rendah dari periode sebelumnya sehingga diasumsikan akan memperkuat alasan the Fed mempertahankan kebijakan stimulusnya," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (29/10).
Ia menambahkan terapresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terimbas dari penguatan sejumlah mata uang Asia diantaranya won Korea Selatan, dolar Australia, dan ringgit Malaysia.
Analis pasar uang Bank Mandiri Renny Eka Putri menambahkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah cenderung terbatas menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) the Fed pada akhir bulan ini. Ia mengemukakan bahwa pertemuan FOMC itu rencananya akan membahas kebijakan stimulus keuangan the Fed akan dilanjutkan atau dikurangi.
Menurut dia, kondisi itu akan membuat pergerakan nilai tukar rupiah cenderung mendatar pada pekan ini. Nilai tukar rupiah masih memiliki potensi penguatan dikarenakan sentimen positif di dalam negeri masih cukup mendominasi.
"Sentimen positif masih banyak, Bank Indonesia (BI) terus menjaga kinerja ekonomi Indonesia," katanya. Renny memperkirakan nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp10.800--Rp11.230 per dolar AS pada hari ini.