EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten Dahnil Anzar Simanjuntak menilai apa pun model kebijakan ekonomi dan pembangunan yang ditawarkan untuk memperbaiki kinerja ekonomi dan pembangunan Indonesia, semua menjadi "Macan Kertas".
"Karena dapat dipastikan sulit direalisasikan sesuai pendekatan pendekatan murni teknorasi, selalu ada faktor lain yang jauh lebih kuat mempengaruhi dan membuat program program itu gagal, yakni korupsi," ujar Dahnil kepada ROL, Senin (4/11).
Menurut dia, perbaikan ekonomi dan pembangunan Indonesia hanya bisa dilakukan dengan cara melakukan perlawanan terhadap korupsi.
"Tanpa visi ini, saya kira kita sulit bangkit menuju bangsa yang kuat secara ekonomi dan politik," cetus Dahnil.
Dahnil menegaskan, kepemimpinan negeri ini harus diberikan kepada tokoh yang benar-benar memiliki komitmen kuat untuk memberantas dan melawan korupsi.
"Tentu bukan tokoh yang sekedar menjadikan antikorupsi sebagai pidato," tegasnya.
Ia mengingatkan korupsi-lah yang menyebabkan kinerja ekonomi dan pembangunan Indonesia melambat.
Bersadarkan hasil survei Doing Business, kata Dahnil, Indonesia yang masih di urutan buruk yakni 120 tertinggal jauh dibandingkan Malaysia, Singapura, Thailand bahkan Vietnam.
"Karena korupsi-lah pelayanan publik di banyak daerah masih buruk," cetusnya.