EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah memakai skema kemitraan pemerintah dan swasta (KPS) dalam membangun kilang pengolahan minyak mentah berkapasitas 300 ribu barel per hari. Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan, pembangunan kilang akan memakai dua skenario. "Pertama adalah KPS dan kedua melalui APBN," katanya di Jakarta, Jumat (8/11).
Menurut dia, melalui skema KPS atau "public private partnership" (PPP), maka proyek kilang akan ditender. Skema KPS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
Dengan skema KPS, maka proyek akan mendapat dukungan pemerintah untuk memperkecil risiko. Dukungan pemerintah yang diberikan menteri/kepala lembaga/kepala daerah itu antara lain berupa penjaminan, insentif, dan regulasi.
Susilo juga mengatakan, pembangunan kilang APBN berkapasitas 300 ribu barel per hari masih berjalan. "Pemerintah sudah menganggarkan dana APBN untuk melakukan studi kelayakan pembangunan kilang," katanya.
Pembiayaan kilang APBN tersebut dilakukan secara tahun jamak (multiyears). Biaya pembangunan kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari diperkirakan sekitar Rp 90 triliun. Pemerintah membentuk tim percepatan pembangunan kilang yang beranggotakan lintas kementerian.
Tim yang diketuai pejabat Kementerian ESDM beranggotakan antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, Kementerian PPN/Bappenas, dan PT Pertamina (Persero). Tim akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah.
Pembangunan kilang mendesak dilakukan menyusul kebutuhan impor BBM yang terus meningkat, sehingga Indonesia mengalami defisit perdagangan. Saat ini, kebutuhan BBM mencapai sekitar 1,3 juta barel per hari, sementara produksi dari kilang dalam negeri hanya 700 ribu barel per hari.
Indonesia terakhir mengoperasikan Kilang Balongan, Indramayu, Jabar pada tahun 90-an. Secara total, Indonesia memiliki enam kilang yang dioperasikan Pertamina dengan kapasitas disain 1,031 juta barel minyak mentah per hari. Keenam kilang tersebut adalah Dumai di Riau berkapasitas 170 ribu barel per hari, Plaju di Sumatra Selatan 118 ribu barel, Cilacap di Jateng 348 ribu barel, Balikpapan di Kalimantan Timur 260 ribu barel, Balongan di Jawa Barat 125 ribu barel, dan Kasim di Papua Barat 10 ribu barel.