EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengusaha ritel tengah melakukan efisiensi karyawan. Di tingkat ritel misalnya, pengurangan karyawan sebesar 10 hingga 12 persen tahun ini. "Angkanya sangat mungkin lebih tinggi mencapai 15 persen," ujar Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid Ahmadi, Jumat (8/11).
Efisiensi juga dilakukan dengan menyeleksi ketat kompetensi karyawan. Menurut Satria, industri ritel banyak menyerap tenaga kerja pemula. Apalagi tidka dibutuhkan keahlian khusus untuk bekerja pada industri ini.
Namun tuntutan upah buruh yang kian tinggi rentan menimbulkan kesenjangan sosial diantara junior dan senior. Pihaknya lebih memilih untuk memaksimalkan potensi karyawan yang ada dibandingkan menerima karyawan baru yang masih butuh berbagai pelatihan.
Industri ritel diakui terus bertumbuh. Namun pertumbuhan ini belum signifikan. Pengusaha harus atur strategi mengejar target jumlah pertumbuhan toko sebesar 30 persen. Hingga saat ini, pertumbuhan toko baru mencapai 5 hingga 10 persen. "Apalagi setelah biaya akomodasi dan distribusi naik," ujarnya.
Cekcok antara buruh dan pengusaha menurut dia harus segera ditangani. Mekanisme biparted tinggal dijalankan dengan benar. "Jangan sampai gara-gara cekcok ini, Indonesia selalu jadi tujuan kedua untuk investasi," katanya.