EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan merasa optimistis bahwa penyelenggaraan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) ke-9 di Bali mendatang akan memberikan angin segar bagi sistem perdagangan multilateral. "Jika sukses akan memberikan angin segar bagi sistem perdagangan multilateral, dan berkontribusi sebanyak 10 hingga 20 persen dari putaran Doha," kata Gita di Jakarta, Senin (18/11).
Gita mengatakan, saat ini dalam General Council Meetings WTO di Jenewa, negara-negara anggota tengah menyelesaikan rumusan-rumusan yang akan dibawa dalam KTM WTO ke-9 di Bali pada Desember 2013 mendatang. "Negosiasi WTO semestinya harus bisa teraktualisasi sebelum 21 November 2013 ini," ujar Gita, yang juga mengatakan bahwa hingga Senin (18/11) pagi, laporan yang masuk menyatakan bahwa negosiasi telah mengarah pada kesimpulan yang baik.
Gita menambahkan, apabila negosiasi tersebut mengalami kebuntuan, maka aspirasi negara berkembang dan negara tidak berkembang belum bisa dipenuhi oleh negara-negara maju. "Namun apabila bisa dipenuhi, bisa mengaktualisasikan kepentingan negara berkembang dan tidak berkembang, jadi kepentingan kita juga bisa terpenuhi," kata Gita.
Selain itu, pemerintah juga mengharapkan KTM WTO ke-9 di Bali mampu mengembalikan kepercayaan dunia terhadap organisasi dunia tersebut dan mampu menghasilkan kesepakatan untuk mengatasi kebuntuan Perundingan Putaran Doha. KTM WTO ke-9 juga diharapkan mampu membuahkan Paket Bali yang mencakup beberapa elemen perundingan bidang pertanian, fasilitasi perdagangan, dan isu-isu pembangunan termasuk kepentingan negara-negara baru berkembang (less developed countries).
WTO merupakan organisasi internasional dimana negara-negara yang tergabung sebagai anggota telah menyepakati sejumlah tata aturan bersama dalam melaksanakan perdagangan dunia. Melalui sistem multilateral dengan prinsip non-diskriminasi tersebut, WTO telah berusaha untuk mengurangi berbagai hambatan perdagangan serta mendorong negara-negara anggota untuk melakukan perdagangan dengan cara yang adil.
Selain itu, WTO juga mempunyai instrumen hukum yang cukup efektif berupa fasilitas 'dispute settlement', untuk menjembatani perbedaan kepentingan antar negara yang berdagang. Indonesia sendiri tengah bersiap diri untuk menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri ke-9 WTO (MC 9 WTO), yang akan berlangsung pada 3 - 6 Desember 2013 di Nusa Dua, Bali, dan akan dihadiri oleh para menteri yang membidangi perdagangan dari 159 negara.