EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan jumlah wirausahawan di Indonesia idealnya dua persen dari total penduduk untuk membantu perkembangan ekonomi di Tanah Air yang lebih cepat.
"Sekarang kita (jumlah wirausahawan) masih 1,56 persen dari jumlah penduduk, padahal idealnya kita memiliki dua persen. Rasio di negara-negara ASEAN rata-rata sudah lebih dari empat persen," ujar Agus saat membuka Global Enterpreneurship Week (GEW) 2013 di Jakarta, Rabu (20/11).
Menurut Agus, untuk menjadi pemain handal dalam skala regional, Pemerintah Indonesia harus memulainya dengan menyentuh sektor kewirausahaan yang disertai pengembangan teknologi dan riset. "Penciptaan wirausaha perlu dilakukan secara terintegrasi dengan sains, teknologi dan riset, sehingga enterpreneur punya nilai tambah secara teknologi dan inovasi," kata Agus.
Agus menuturkan wirausahawan merupakan agen perubahan ekonomi yang strategis untuk menciptakan industri baru yang berkualitas dan diperlukan untuk mengangkat Indonesia dari negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country) menuju ke negara berpendapatan menengah ke atas (upper middle income country). "Pengembangan wirausaha juga dapat berkontribusi mengurangi impor yang kemudian berdampak terhadap menurunnya defisit neraca transaksi berjalan," ujar Agus.
Pendiri Ciputra Foundation sekaligus pimpinan perwakilan GEW di Indonesia Ciputra juga sepakat dengan Gubernur Bank Indonesia (BI). Menurut dia, wirausaha merupakan suatu sistem yang baik untuk perkembangan ekonomi suatu negara.
"Enterpreneur ini penting sekali. Ini yang membedakan suatu negara dengan negara lainnya. Enterpreneurship perlu diperhatikan agar kita tidak terjebak di middle income trap," ujar Ciputra.