EKBIS.CO, ASHGABAT -- Penghasil gas terbesar di Asia Selatan, Turkmenistan berusaha meningkatnya produksi pupu untuk meningkatkan pertubuhan ekonominya. Usaha ini dinilai bermanfaat kepada negara dalam dua cara, yakni meningkatkan hasil panen dan peningkatan ekspor pangan dan pupuk.
Hal itu diungkapkan oleh lembaga perencanaan, Turkmen Institute for Strategic Planning and Economic Development (TISPER).
Saat ini, Turkmenistan bergantung pada impor untuk membantu memenuhi kebutuhan pertaniannya.
Pemerintah Turkmen pada bulan November memperkirakan negara ini membutuhkan impor amonium nitrat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tahun 2014.
Dengan meningkatkan produksi, "sepertinya tahun 2014 akan menjadi tahun terakhir kita mengimpor [amonium nitrat] dari Uzbekistan," kata Aimyrat Atacharyyev, seorang ahli kimia di perusahaan negara Turkmenkhimiya kepada Central Asia online, baru-baru ini.
Beberapa pabrik baru siap untuk diaktifkan dan akan difokuskan pada peningkatan kemampuan produksi.
Turkmenkhimiya sedang mengolah deposito kalium Garlyk di Lebap Oblast. Di sana, bersama perusahaan Belarus sedang dibangun pertambangan terbesar di Asia Tengah sejak tahun 2009. Pabrik ini diperkirakan akan memproduksi 1,4 juta ton pupuk kalium.
"Pabrik akan mulai beroperasi pada 2015 dan akan mampu meningkatkan produksi [pupuk kalium] domestik sebesar 4,5 juta ton, yang akan memenuhi permintaan lokal dan membuat Turkmenistan salah satu eksportir terbesar kalium," kata Atacharyyev.
Selain pupuk kalium, Turkmenistan juga berencana meningkatkan produksi pupuk carbamide (urea).
"Renovasi pabrik carbamide di Mary Oblast dengan kapasitas 640 ribu ton per tahun hampir selesai," kata Roman Kemerov, kepala spesialis di TISPER.
Dia menambahkan bahwa pada tahun 2016 negara dapat memproduksi 1 juta ton per tahun carbamide, cukup untuk membuat Turkmenistan untuk mengekspor produk tersebut.