EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Wakalumi fokus bekerja sama dengan lembaga pendidikan Islam. Upaya ini dinilai berpotensi tinggi karena mampu menghimpun dana.
Dengan kesederhanaan yang dimiliki, BPRS Wakalumi terus mengedukasi masyarakat akan dunia perbankan syariah. BPRS tersebut menggarap segmen bisnis yang mengarah pada linkage program.
Direktur Utama BPRS Wakalumi, Silvia mengatakan per Oktober 2013, aset. BPRS Wakalumi mencapai Rp 15,5 miliar dengan target hingga akhir tahun. Target aset hingga akhir tahun Rp 16,3 miliar.
Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 14 miliar yang terdiri dari tabungan sebesar Rp 5,5 miliar dan deposito sebesar Rp 8,5 miliar. "DPK berasal dari beberapa elemen seperti masyarakat umum, sekolah dan dana antar bank," ucapnya kepada ROL, baru-baru ini.
Untuk menggaet nasabah, BPRS Wakalumi memberikan nisbah mencapai 11 persen. Ini menjadi daya tarik sendiri bagi para nasabah untuk menyimpan dananya. Dari segi pembiayaan, BPRS telah menyalurkan Rp 11,1 miliar yang berfokus pada pembiayaan konsumtif.
"Sampai akhir tahun kami perkirakan pembiayaan mencapai di kisaran Rp 13 miliar," ujar Silvia. Penyaluran pembiayaan lebih diberikan kepada para guru untuk modal kerja, pedagang untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan. kerjasama proyek infrastuktur bersama beberapa para kontraktor.
Silvia mengatakan setiap besaran pembiayaan yang dicairkan bervariasi mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 200 juta, tergantung bidikan yang dicari. "Namun besaran bisa melebihi dari besaran yang telah kami tetapkan bila segmen bisnisnya dapat memberikan benefit bersama," kata dia.
BPRS Wakalumi kerap bersinergi dalam menyalurkan pembiayaan. Pasalnya BPRS tersebut memiliki prinsip untuk saling maju bersama untuk menciptakan laba. Langkah ini juga diambil untuk mengurangi biaya terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas. Sinergi menyalurkan pembiayaan lebih banyak dilakukan bersama Baitul Mal wat Tanwil (BMT).
Silvia mengatakan situasi ekonomi saat ini memberikan dampak terhadap permodalan ataupun penghimpunan dana kepada masyarakat. "BPRS yang mempunyai modal besar memang terasa happy dapat berjalan sendiri, namun yang bermodal menengah memerlukan sinergi, sedangkan yang bermodal kecil, mau tidak mau memerlukan suntikan dana dari bank besar," kata dia.
BPRS Wakalumi berdiri pada 1990. Awalnya BPRS tersebut merupakan BPR umum yang kemudian dikonversi sebagai bank syariah pada 1995. Berdirinya BRPS Wakalumi diprakarsai oleh kelompok muslim yang menjadi pegawai di Bank Standart Charted yang hendak membangun sebuah wadah yang dapat memberikan swadaya terhadap masyarakat.