EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesian Petroleum Association (IPA) mengemukakan sejumlah tantangan industri migas di Indonesia. Tantangan utamanya adalah menurunnya produksi minyak sedangkan kebutuhan energi terus melonjak.
Presiden IPA Lukman Mahfoedz memaparkan, pertama, produksi minyak terus menurun dari tahun ke tahun, sedangkan kebutuhan energi terus bertambah seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
"Kebutuhan energi akan meningkat tiga kali dari sekarang pada 2022 sekitar 8,3 juta barel setara minyak per hari," katanya pada jumpa pers Laporan Tahunan IPA 2013, di Jakarta, Rabu (4/12).
Kedua, kata Lukman, jarak antara produksi migas dan kebutuhan energi akan terus membesar. Perbedaan jarak akan melampaui tiga juta barel setara minyak per hari pada 2030 menurut informasi BCG analysis. Oleh sebab itu semua sumber daya energi di Indonesia harus dimanfaatkan.
Ketiga, kebutuhan investasi yang sangat besar di sektor migas, yakni sekitar 28 miliar dolar AS per tahun untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
Keempat, faktor utama dalam investasi, stabilitas iklim investasi, insentif pada kegiatan eksplorasi, percepatan pengembangan proyek migas, penyederhanaan birokrasi, penerapan prinsip kejelasan, konsistensi, dan kepastian atau prinsip 3K dalam peraturan dan ketentuan terkait industri migas.