EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena aksi ambil untung menjelang laporan mingguan persediaan minyak AS dan kesimpulan dari pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), yang banyak diantisipasi.
Harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 26 sen AS menjadi ditutup pada 97,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara harga minyak berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 97 sen menjadi 108,44 dolar AS per barel di perdagangan London.
Pada Selasa (17/12), harga minyak mentah di pasar AS berada di akhir yang lebih tinggi dari kisaran mereka sejak akhir Oktober sekitar 92-98 dolar AS. Kenaikan harga minyak sudah berlangsung sejak Senin (16/12) setelah pengunjuk rasa Libya menolak untuk menghentikan blokade pada terminal-terminal ekspor utama yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
"Ada sedikit aksi ambil untung dari kemarin," kata John Kilduff, mitra pendiri hedge fund Again Capital.
Kilduff mengatakan harga minyak AS diuntungkan dari dimulainya rute baru minggu ini untuk mengapalkan minyak dari Houston, Texas, ke Houma, Louisiana, yang diharapkan membantu meringankan kelebihan pasokan di Pantai Teluk Texas. "Minyak Brent, pada gilirannya, telah melemah oleh tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan antara para demonstran ibya dan pemerintah pusat," papar Kilduff.
Saat ini pasar minyak bersiap-siap untuk kesimpulan Rabu dari pertemuan kebijakan moneter Fed, yang akan mempertimbangkan apakah ekonomi AS cukup kuat untuk menarik kembali program pembelian obligasinya yang besar.
Pedagang juga menunggu rilis laporan persediaan mingguan minyak AS pada Rabu (18/12). Menurut survei Dow Jones Newswires, para analis rata-rata memperkirakan persediaan minyak mentah mengalami penurunan sebesar 2,7 juta barel untuk pekan yang berakhir 13 Desember 2013.