EKBIS.CO, BRUSSELS -- Lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) memangkas peringkat prospek utang Uni Eropa, akhir pekan lalu. Pemangkasan menjadi peringatan atas kelayakan kredit 28 negara anggota dan keprihatinan atas sengitnya pembicaraan Uni Eropa mengenai anggaran umum.
Prospek utang Uni Eropa dipangkas dari AAA menjadi AA Plus. "Profil keuangan Uni Eropa memburuk dan kohesi di antara anggota telah berkurang," tulis pernyataan S&P dalam sebuah pernyataan akhir pekan lalu, dikutip laman Wall Street Journal, Ahad (22/12).
S&P memandang negosiasi anggaran Uni Eropa telah menjadi kontroversial. Hal ini menjadi sinyal bagi S&P untuk meningkatkan risiko pada Uni Eropa dan beberapa negara anggota.
Pejabat Eropa mengaku tidak terkejut dengan penurunan ini. Apalagi pemangkasan peringkat Uni Eropa dilakukan tidak lama setelah pemangkasan peringkat AAA Belanda dan melucuti peringkat Perancis untuk kedua kalinya. Dalam satu tahun terakhir sejumlah negara anggota Uni Eropa juga telah dipangkas peringkatnya, seperti Italia, Spanyol, Malta, Slovenia, dan Siprus.
Perdana Menteri Belgia Elio di Rupo mengatakan, ini hanya sebuah pendapat. Meskipun demikian, Belgia akan mempertimbangkan keputusan S&P.
Dalam pernyataannya, Kepala Uni Eropa Olli Rehn mengatakan, penurunan peringkat kredit ini tidak boleh bergantung pada anggotanya. Pasalnya Uni Eropa tidak memiliki defisit dan bergantung pada sumber daya sendiri. "Seluruh anggota selalu memberikan kontribusi keuangan secara penuh, termasuk selama krisis," ujar Rehn.
Pemangkasan peringkat utang terkadang dapat membuat sebuah lembaga atau negara kesulitan meminjam uang di pasar obligasi. Namun peringkat AA Plus dinilai masih sangat kuat sehingga rating baru ini tidak berdampak banyak pada kemampuan meminjam Uni Eropa.
Rehn menilai Uni Eropa merupakan salah satu lembaga yang palig stabil dan peminjam yang dapat dipercaya. Sehingga, keputusan S&P menurunkan peringkat utang Uni Eropa bukanlah sesuatu yang harus dicemaskan.
Uni Eropa telah meminjam uang untuk memberikan pinjaman kepada negara-negara anggota, negara nonanggota, dan melaksanakan sejumlah program. S&P mengatakan, pinjaman kepada Irlandia dan Portugal mewakili 80 persen dari pinjaman Uni Eropa. Irlandia dan Portugal merupakan dua negara yang menerima dana talangan Uni Eropa.