EKBIS.CO, WASHINGTON -- Senat Amerika Serikat (AS) baru saja menyetujui penunjukan Janet Yellen sebagai kepala The Fed menggantikan Ben Bernanke. Pada voting yang berlangsung di tengah badai salju di Washington, Senin (6/1), 56 anggota Senat setuju dan 26 tak setuju.
Menariknya, tujuh anggota Partai Republik mengabaikan kebijakan partai dengan mendukung Yellen. Wanita berusia 67 tahun, yang saat ini menjadi wakil Ben, itu mencatatkan diri sebagai wanita pertama AS yang memimpin bank sentral selama 100 tahun ini.
"Yellen orang yang tepat untuk menduduki jabatan ini. Dia akan berdiri melindungi kepentingan pekerja, mengangkat pertumbuhan, dan mengurangi kemiskinan," kata Presiden Barack Obama.
Media massa di AS menggambarkan Yellen sebagai wanita paling kuat di dunia, mengingat tugas dan peran yang diembannya. Profesor ekonomi ini akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang ditunggu-ditunggu ratusan negara di belahan bumi lain, termasuk Indonesia.
Pengurangan stimulus akan menjadi kebijakan penuh gejolak di pasar-pasar keuangan global. Sejak Januari ini, The Fed mengurangi pembelian surat utang berbasis perumahan dari pasar keuangan sebesar 10 miliar dolar AS.
Kalangan analisis memperkirakan kebijakan The Fed di bawah Yellen akan memberikan dampak signifikan terhadap nilai mata uang negara-negara lain. Pasar saham juga akan bergejolak dan industri keuangan di banyak negara, terutama di emerging markets, akan mengalami guncangan.
Yellen termasuk pakar yang telah mengendus bakal terjadinya ledakan properti di AS. Dia yang mengingatkan otoritas AS untuk waspada terhadap gelembung keuangan di sektor properti jauh sebelum krisis terjadi pada 2008.
Yellen pernah menjadi penasihat ekonomi ketika Bill Clinton menjadi Presiden. Alumni Universitas Brown dan Universitas Yale ini juga mengajar di Harvard dan London School of Economics. Di masa Ben, Ia termasuk bagian penting pembuat keputusan The Fed.