EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada Rabu (8/1) atau Kamis (9/1) pagi WIB, karena peningkatan besar mengejutkan dalam stok produk minyak AS mengangkat ekspektasi melimpahnya pasokan.
Patokan harga minyak AS jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 1,34 dolar AS menjadi berakhir pada 92,33 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Patokan harga minyak Eropa jenis Brent untuk pengiriman Februari turun 20 sen menjadi menetap di 107,15 dolar AS per barel di perdagangan London.
Para analis energi menilai laporan mingguan persediaan minyak AS pada Rabu (8/1) sebagai bearish, meskipun laporan tersebut menunjukkan penurunan 2,7 juta barel dalam persediaan minyak mentah, jauh lebih besar dari perkiraan 600 ribu barel.
Namun laporan Departemen Energi AS (DoE) mengatakan stok bensin naik sebesar 6,2 juta barel, jauh di atas konsensus perkiraan naik 2,0 juta barel dari analis yang disurvei oleh The Wall Street Journal. Stok minyak distilasi juga melebihi perkiraan dan pasokan minyak mentah di pusat perdagangan Cushing, Oklahoma, naik 1,1 juta barel.
"Penumpukan minyak mentah di Cushing menempatkan banyak tekanan pada pasar," kata Carl Larry, presiden perusahaan konsultan Oil Outlooks and Opinions. "Permintaan yang lemah untuk bensin dan distilat juga mengecewakan," tambah Larry.
Persediaan distilat diperkirakan akan menurun dalam laporan pekan depan, karena permintaan minyak pemanas yang lebih besar di tengah cuaca dingin yang parah di AS. "Investor mulai mendapatkan "sedikit ketidaknyamanan" dalam dinamika pasokan-permintaan," kata Dominick Chirichella, Presiden Energy Management Institute.
Chirichella mengatakan pasar semakin melemah oleh perkiraan akan lebih banyak minyak dari Libya, di mana produksinya kembali ke 546 ribu barel per hari dari 250 ribu barel per hari. Namun, Chirichella menandai bahwa prospek produksi minyak Libya sebagai tidak stabil.
Pada Rabu (8/1), perwakilan dari yang menyatakan diri pemerintah daerah Cyrenaica berjanji untuk melanjutkan ekspor minyak, meningkatnya konflik dengan angkatan laut. Para aktivis daerah di Libya telah menantang pemerintah pusat untuk kekuasaan politik lebih besar, termasuk pembagian atas pendapatan minyak.