EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri secara resmi memulai operasional Konter Layanan Gadai (KLG) di Bank Mandiri. Beroperasinya layanan Gadai Emas BSM merupakan tindak lanjut perjanjian kerja sama kedua perusahaan pada 2 Mei 2013.
Kerja sama itu menyebutkan, Bank Mandiri sebagai induk dan BSM selaku anak perusahaan sepakat mengembangkan layanan gadai emas. Bentuk layanan yang disepakati mencakup dua hal yakni Referral dan Konter Layanan Gadai.
Kerja sama ini dianggap menguntungkan kedua belah pihak. Bagi BSM sinergi dengan induk perusahaan yang memiliki lebih dari 1.800 cabang ini mempercepat pengembangan layanan gadai syariah. Sementara bagi Bank Mandiri sinergi ini meningkatkan Fee Based Income (FBI). Memang hingga kini hanya bank syariah yang dapat membuka layanan gadai.
Direktur Bank Syariah Mandiri Hanawijaya menyatakan untuk tahap awal kedua pihak sepakat membuka empat outlet. Keempatnya berlokasi di Makassar, Surabaya, Jakarta-Pasar Baru dan Jakarta-Gedung Antam. Proses trial ini membuahkan hasil yang baik dimana hingga Desember 2013, omzet total keempat outlet mencapai Rp 10,7 miliar.
Selain dengan Bank Mandiri, BSM juga bekerjasama dengan PT Pos Indonesia. Total saat ini terdapat 32 outlet KLG di kantor PT Pos Indonesia dengan omzet per 31 Desember 2013 mencapai Rp 114,23 miliar.
Kepala Divisi Gadai BSM, Jeffry Prayana menyampaikan BSm memulai pilot project layanan Gadai Emas pada 16 Maret 2009. Produk gadai emas BSM bertujuan membiayai kebutuhan keuangan jangka pendek bagi nasabah. Obyek gadai adalah emas (batangan dan perhiasan) 16-24 karat.
Jangka waktu pembiayaan gadai emas adalah empat bulan dan dapat diperpanjang maksimal dua kali. Selain itu nilai pembiayaan berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 250 juta dengan finance to value 90 persen dari nilai taksiran. Ia juga menjelaskan hingga 31 Desember omzet gadai emas mencapai Rp 4,45 triliun dengan outstanding Rp 1,22 triliun.
Sementara itu fee based yang dihasilkan sebesar Rp 215 miliar. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mengumpulkan omzet Rp 3,8 triliun dan fee based Rp 157 miliar.