EKBIS.CO, JAKARTA -- Banjir menyebabkan ribuan ternak unggas mati. Pemerintah perlu mengambil langkah strategis agar produksi unggas nasional tetap stabil. Perkiraan kerugian sektor perternakan unggas akibat bencana ini mencapai Rp 10 miliar dalam dua minggu terakhir.
"Segera jalankan budidaya unggas di pedesaan (Village Poultry Farming)," ujar Ketua Umum Himpunan Pengusaha Unggas Lokal Indonesia (HIMPULI) Ade Zulkarnaen, Selasa (4/2).
Hingga tadi malam, kematian unggas dilaporkan terus bertambah. Daerah-daerah yang paling besar kematian ungga lokalnya yaitu Pati, Pemalang, Tegal dan Brebes. Laporan terakhir menyebutkan beberapa ternak hilang di Pemalang, yaitu 10 ribu ekor ayam dan 50 ribu ekor itik.
Pemerintah diminta memprioritaskan bantuan di propinsi atau daerah yang terkena banjir. Bantuan dapat diberikan pada kelompok ternak di lokasi bencana.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan pemerintah telah memprioritaskan bantuan untuk sektor peternakan. Banjir juga menyebabkan kematian pada ternak lainnya termasuk babi, domba, unggas, kerbau dan kelinci.
Kemarin, Mentan juga meminta anggaran dana untuk membenahi dampak banjir. Tambahan yang diminta sebesar Rp 319,27 miliar. "Perlu anggaran tambahan diluar anggaran yang tersedia pada DIPA 2014," katanya.