EKBIS.CO, JAKARTA -- Memasuki 2014, tren perbankan syariah tampaknya mengarah kepada pembiayaan sektor produktif. Seperti PT Bank BNI Syariah yang memiliki target meningkatkan pembiayaan ritel, khususnya sektor produktif hingga 60 persen. Sementara ritel konsumtif diredam hanya mencapai 40 persen.
Direktur Bisnis BNI Syariah, Imam T Saptono, Rabu (5/2), mengatakan saat ini portfolio perseroan untuk pembiayaan ritel sebesar 80 persen. Sementara untuk pembiayaan korporasi, khususnya diatas Rp 10 miliar atau hanya 20 persen. Meski begitu saat ini porsi pembiayaan produktif hanya 45 persen, dibandingkan konsumtif yang mencapai 55 persen. Oleh karena itu, ke depan khususnya hingga 2016, BNI Syariah ingin mengubah pola tersebut dimana pembiayaan produktif bisa 60 persen.
Khusus pembiayaan UMKM, pihaknya mengaku sangat siap karena memang fokus mereka ke ritel. Tahun kemarin porsi pembiayaan UKM pertumbuhannya mencapai diatas 30 persen. Sedangkan pembiayaan mortgage atau perumahan (griya), bahkan diatas itu, yaitu pertumbuhannya mencapai 40 persen.
Hanya saja di 2014, mereka menargetkan pertumbuhan pembiayaan rumah hanya 20 persen. Hal ini menyesuaikan dengan target pertumbuhan total perbankan syariah dimana hanya 20-30 persen.
Ia juga menyebutkan sepanjang 2013, aset BNI Syariah berada di angka Rp 14,7 triliun pada akhir 2013. Sedangkan dana pihak ketiga tumbuh Rp 11,9 triliun, dan pembiayaan Rp 11,3 triliun. Sementara laba melebihi target Rp 110 miliar, yakni mencapai Rp 113 miliar.