Jumat 07 Feb 2014 17:49 WIB

Atasi Lahan Kritis, Kemenhut Luncurkan Program OTOT

Red: Maman Sudiaman
Penandatanganan kerja sama program OTOT
Foto: Humas Kemenhut
Penandatanganan kerja sama program OTOT

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kerusakan hutan dan lahan kritis di sejumlah daerah di Indonesia masih cukup luas dan memprihatinkan. Mengatasi masalah itu, Kemenhut meluncurkan program One Ticket One Tree atau OTOT.

Dalam melaksanakan program ini, Kemenhut tak sendiri, namun melibatkan PT Garuda Indoensia dan TNI. Penandatanganan naskah kerja sama antara ketiga instansi itu pun dilakukan di Gedung Kemenhut, Mandala Wanabhakti, Jumat (7/2). Hadir dalam acara tersebut, Menhut, Zulkifli Hasan, Dirut Garuda, Emisyah Satar, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Aster Panglima TNI Mayjen TNI S. Widjonarko, para Kepala Staf Angkatan TNI, serta jajaran Kemenhut dan TNI.

Hasil identifikasi atas kerusakan hutan dan lahan tahun 2011 tercatat seluas 27,29 juta hekatare. Rinciannya, 22,02 juta hekatara kategori kritis dan sangat kritis dan 5,27 juta hektare kategori agak kritis. Rinciannya 22,02 juta hektara kategori kritis dan sangat kritis dan 5,27 juta hektare kategori agak kritis.Pencatatan areal lahan kritis itu tertuang dalam Kepmen Kehutanan RI Nomor SK. 781/Menhut-II/2012.

"Kerusakan hutan dan lahan tersebut tersebar di semua fungsi kawasan hutan sehingga menjadi ancaman yang cukup serius bagi daya dukung DAS (daerah aliran sungai) baik fungsinya sebagai penyangga kehidupan maupun fungsi hidrologis DAS, " ujar Menhut Zulkifli Hasan.

Upaya mengatasi degradasi hutan dan lahan itu, katanya, dilakukan melalui penanaman pohon dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan melibatkan TNI. Realisasi penanaman rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) Konservasi kerja sama dengan TNI dalam tiga tahun terakhir ini untuk tahun 2011 seluas 34.448 hektare, tahun 2012 seluas  44.984 hektare, dan 42.347 hektare di tahun  2013.

Program RHL pada lahan-lahan kritis merupakan salah satu prioritas pembangunan Kemenhut periode 2010-2014. Kemenhut mentargetkan untuk merehabilitasi hutan dan lahan sekurang-kurangnya 2,5juta hektare atau 500 ribu hektare setiap tahun. Sasaran RHL yang akan dicapai sampai tahun 2014 ini adalah : (1) rehabilitasi pada kawasan hutan konservasi/lindung seluas 500 ribu hektare, (2) Rehabilitasi diluar kawasan hutan sebesar 1,954 juta hektare, (3) Pembangunan hutan kota seluas 6.000 hektare dan (4) Rehabilitasi hutan mangrove, rawa gambut dan sempadan pantai seluas 40 ribu hekatre. .

Komitmen Kementerian Kehutanan dan TNI juga didukung PT Garuda Indonesia Tbk sebagai salah satu program corporate social responsibility (CSR). "Diharapkan melalui kerja sama ini dapat meningkatkan percepatan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan yang manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui program One Ticket One Tree (OTOT)," ujar menteri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement