Kamis 13 Feb 2014 08:07 WIB

Portugal Lolos Kajan Program Penyelamatan IMF

Red: Julkifli Marbun
Gedung Dana Moneter Internasional (IMF) Washington DC
Foto: EPA/MATTHEW CAVANAUGH
Gedung Dana Moneter Internasional (IMF) Washington DC

EKBIS.CO, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) pada Rabu menyetujui pencairan 910 juta euro (1,24 miliar dolar AS) untuk Portugal setelah negara itu melewati kajian ke-10 program dana talangan.

Pencairan dana tersebut membawa negara itu selangkah lebih dekat ke akhir program penyelamatan Uni Eropa-IMF pada Mei 2014, karena keuangan negara itu mulai stabil.

Tetapi IMF mendesak pemerintah Portugal tidak menyerah pada tekanan untuk meningkatkan pengeluaran publik dan terus mendorong kemajuan reformasi struktural untuk perusahaan keuangan.

"Pelaksanaan program dukungan IMF yang dilakukan pemerintah Portugal mendapat pujian," kata Wakil Direktur IMF Nemat Shafik dalam

pernyataan.

"Ini akan menjadi penting untuk menyelesaikan konsolidasi fiskal guna menempatkan utang publik secara kuat pada jalur penurunan," kata Shafik.

Pencairan terbaru datang ketika Lisbon menuju akhir program penyelamatan Uni Eropa-IMF tiga tahun sebesar 78 miliar euro yang diluncurkan pada Mei 2011.

 

Termasuk aksi hari ini, IMF telah mengucurkan 25,1 miliar euro dari pembiayaan 26,87 miliar euro untuk negara anggota zona euro itu.

Pada Selasa, pemerintah menunjukkan kemajuan yang telah dibuat dalam restrukturisasi keuangannya, berhasil menghimpun tiga miliar euro dalam pembiayaan dari pasar utang komersial.

Ini merupakan ujian penting dari apakah negara itu dapat keluar dari program dana talangan Uni Eropa-IMF bersih tiga bulan dari sekarang.

Meski begitu, Shafik memperingatkan bahwa komitmen Uni Eropa untuk mendukung negara itu sampai akses penuh ke pendanaan pasar diraih kembali, bersama dengan Lisbon melaksanakan program reformasi, adalah penting untuk membantu negara itu tetap tahan terhadap guncangan dan mengkonsolidasikan kemajuan."

sumber : Antara/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement