Senin 17 Feb 2014 23:50 WIB

Meraih Untung Lewat Energi Panas Bumi

Red: Chairul Akhmad
Kantor  Pusat PT Pertamina Geothermal Energy-Area Kamojang di Desa Laksana, Ibun, Bandung, Jawa Barat.
Foto: Dok KOJI
Kantor Pusat PT Pertamina Geothermal Energy-Area Kamojang di Desa Laksana, Ibun, Bandung, Jawa Barat.

EKBIS.CO, KAMOJANG – Pemanasan global, polusi dan pembakaran bahan bakar fosil diketahui menyebabkan ancaman di seluruh dunia. Polusi dunia ini menciptakan efek rumah kaca yang memengaruhi atmosfer bumi.

Semuanya berdampak pada persediaan air bersih, kesehatan masyarakat, maupun kelangsungan hidup manusia. Untuk itulah, dibutuhkan energi bersih, terbarukan dan ramah lingkungan. Salah satu sumber energi ini adalah panas Bumi.

Pemanfaatan panas Bumi relatif ramah lingkungan karena tidak memberikan kontribusi pada gas rumah kaca. Pemanfaatan panas Bumi juga akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sehingga dapat menghemat cadangan minyak bumi.

Indonesia memiliki sumber energi panas Bumi yang cukup besar, mencakup 40 persen potensi panas Bumi dunia. Sumber energi panas Bumi ini tersebar di 251 lokasi dengan total potensi energi sebesar 27.140 mega watt (MW) atau setara 219 milyar ekuivalen barrel minyak.

Sejak 2006, PT Pertamina Geothermal Energy, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), pemerintah mengembangkan 14 wilayah kerja pengusahaan Geothermal di Indonesia. Salah satunya adalah PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang (PGE-AK). PGE-AK terletak di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Peresmian lapangan Geothermal Kamojang pada 29 Januari 1983 mengawali era baru energi geothermal. Peresmian ini diikuti dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit-1 (30 MW) pada 7 Pebruari 1983.

Manajer Layanan Umum PGE-AK Asep Rudayat mengatakan, saat ini PGE-AK mampu menghasilkan 200 MW uap panas (steam) dari tiga sumur yang terletak di area kerja perusahaan. Total lahan operasi PGE-AG seluas 120 hektare. “Area tersebut sudah termasuk kantor, lokasi sumur, jalan masuk, dan sarana pendukung lainnya,” ujar Asep saat menerima kunjungan wartawan sejumlah media, Senin (17/2).

Ia menjelaskan, lahan PGE-AG berasal dari tiga sumber, yakni lahan masyarakat yang dibebaskan Pertamina, pinjam pakai lahan milik Perhutani, dan lahan milik Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Ke depan, kata dia, PGE-AK tidak akan mengebor lahan di tempat lain untuk meningkatkan kapasitas produksi. Namun, akan memanfaatkan sumur-sumur yang ada. Sebab, cadangan energi geothermal yang terdapat di Kamojang masih bisa dimanfaatkan hingga puluhan tahun ke depan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement