EKBIS.CO, KUALA LUMPUR -- Pertumbuhan penerbitan sukuk mata uang asing di Asia tertinggal dibandingkan negara-negara Teluk. Hal ini terjadi karena otoritas keuangan di Asia mengontrol ketat modal sehingga membiarkan Teluk mendominasi pasar yang angkanya melebihi 17 miliar dolar dalam dua tahun terakhir.
Dikutip dari Bloomberg, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhadia menyampaikan Indonesia masih fokus pada penerbitan sukuk. Indonesia, tutur dia juga baru mengembangkan pasar modal syariah dan juga berniat memperdalam pasar ini.
Sementara itu, menurut Kepala Analis PT Danareksa Sekuritas, Yudistira Slamet, sebenarnya ada permintaan besar untuk obligasi dan sukuk berdenominasi dolar. Ia mengaku mendengar itu dari perseroan juga menawarkan dolar sukuk.
Manajer Pengelola Dana dari Investment Management, Lam Chee Mun mengatakan Malaysia dan Indonesia ingin melindungi reputasi pasar mereka. Selain itu kedua negara juga memastikan emiten takkan mengalami default dengan berutang mata uang asing. ''Mereka berhati-hati agar krisis tak terulang kembali,'' tutur dia dikutip dari Bloomberg.net, Jumat (21/2).