EKBIS.CO, SYDNEY - Negara-negara dengan perekonomian tertinggi di dunia atau G20 berambisi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kolektif sekurangnya 2 persen dalam waktu lima tahun. Mereka juga akan menciptakan sekitar belasan juta lapangan kerja baru.
Semua itu tertuang dalam komunike bersama dari pertemuan para menteri keuangand an gubernur bank sentral selama dua hari di Sydney, Australia. Janji lainnya adalah melakukan langkah konkret untuk meningkatkan investasi dan sederet reformasi lainnya.
"Kami akan membangun kebijakan ambisius namun realistis melalui kebijakan kami dalam lima tahun ke depan, dengan tujuan meningkatkan PDB kolektif kami hingga lebih dari dua persen di atas perkiraan rata-rata," demikian salah satu poin dalam kesepakatan.
Sementara Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey, yang bertindak sebagai tuan rumah, mencanangkan pertemuan kali ini sebagai awal kerja sama dalam kerangka G-20.
"Untuk pertama kalinya kami berani mematok angka, yaitu sebagai pijakan target yang ingin dicapai," kata Hockey, Sabtu (22/2). "Kami ingin menambah target pertumbuhan senilai 2 triliun dolar AS dan belasan juta lapangan kerja baru."
Namun, tak semuanya bisa bersikap optimistis. Mnteri Keuangan Jerman, Wolfgang Schaeuble, mengatakan, "Mencapai tingkat pertumbuhan adalah hasil dari proses yang amat rumit. Hasil dari proses ini tidak dijamin oleh para politisi."
G20 dinilai mewakili 85 persen kekuatan ekonomi dunia. Kelompok ini terdiri dari 19 negara di dunia termasuk Indonesia, dan negara-negara Eropa yang diwakili secara kolektif oleh Uni Eropa.
Dalam pertemuan kali ini Australia bertindak sebagai presiden G-20 tahun ini setelah sebelumnya jabatan itu dipegang oleh Rusia pada 2013. Sedangkan Turki akan menjabat posisi tersebut pada 2014.
Patokan pertumbuhan 2 persen ini sebenarnya mengikuti proposal yang sengaja dipersiapkan IMF untuk pertemua kali ini. IMF menyebutkan bahwa reformasi struktural akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi 0.5 persen per tahun, dalam jangka lima tahun ke depan, pertumbuhan ini akan menghasilkan output global senilai 2.25 triliun dolar AS. Lembaga keuangan internasional ini memperkirakan pertumbuhan global sebesar 3.75 persen pada 2014 dan 4 persen pada 2015.