Kamis 27 Feb 2014 05:51 WIB

Kadin Ingin Relokasi Belanja Subsidi untuk Infrastruktur

Red: Mansyur Faqih
Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto
Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto

EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto menginginkan adanya relokasi belanja subsidi energi yang jumlahnya mendekati Rp 250 triliun tahun ini untuk belanja infrastruktur yang lebih bermanfaat mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Kita memerlukan pendanaan untuk infrastruktur. Tapi terbatas akibat subsidi BBM yang besar. Perlu keberanian pemerintah untuk merelokasikan belanja infrastruktur yang lebih bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/2) malam.

Suryo menjelaskan, sarana infrastruktur tersebut juga dibutuhkan untuk mendukung iklim investasi dan melahirkan tenaga kerja. Sehingga ekonomi makin tumbuh serta investor makin yakin untuk menanamkan modal di Indonesia.

"Dunia usaha hanya membutuhkan kondisi yang ramah. Karena kita juga diwajibkan menjaga daya saing terkait persaingan pasar bebas untuk Masyarakat Ekonomi Asean nanti," katanya.

Selain itu, pemerintah perlu melahirkan kebijakan lain untuk menjaga iklim investasi. Meski pun hal tersebut sulit dilakukan pada tahun politik ketika seluruh pemangku kepentingan fokus pada penyelenggaraan pemilu.

"Untuk ekonomi 2014, kita tidak bisa mengharapkan adanya kebijakan yang signifikan. Kita harus berupaya agar investasi tidak ada gangguan, karena Indonesia masih menjadi daerah tujuan investasi yang sangat menarik," ujarnya.

Suryo juga mengharapkan adanya suku bunga acuan yang lebih rendah. Sehingga pertumbuhan ekonomi makin kompetitif dan daya saing antar pengusaha dapat berkembang untuk mendukung kinerja perekonomian nasional.

"Belum banyak perubahan yang sifatnya struktural, kita tahu bunga bank kita dikatakan yang tertinggi di Asean. Ini mungkin tantangan BI agar bisa intervensi agar suku bunga bisa lebih turun," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement