EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia pada Januari akan sedikit tertekan. Penyebabnya lebih karena faktor musiman.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan selama tiga bulan terakhir neraca perdagangan Indonesia menunjukkan perbaikan. Selama tiga bulan berturut-turut Indonesia mengalami surplus. I
Agus menilai Januari bisa saja mengalami tekanan di neraca perdagangan yang disebabkan oleh musiman. Musiman lebih didorong oleh kontrak tahunan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan dan batu bara.
Artinya, kontrak ini dilakukan di awal tahun sehingga eksekusi ekspor baru dilakukan di pertengahan atau akhir tahun. "Jadi ekspor tidak setinggi yang diharapkan," kata Agus, akhir pekan lalu.
Hal lain yang mendorong tekanan neraca perdagangan adalah aturan ekspor mineral. Aturan ini baru saja berlaku di Januari 2014 dan diperkirakan akan membuat neraca perdagangan tertekan.
Namun, Agus enggan menyebut neraca perdagangan Januari akan mengalami defisit. Ia mengakui neraca mengalami tekanan dan tidak sesuai dengan harapan. "Ya bahasanya begitulah," ujar Agus.
Pada triwulan terakhir 2013, Indonesia mengalami surplus. Per Desember 2013, Indonesia surplus 1,52 miliar dolas AS. Surplus Desember merupakan yang tertinggi di triwulan IV 2013. Per November, Indonesia mengalami surplus 776,8 juta dolar AS dan Oktober sebesar 42,2 juta dolar AS.
Sebagai gambaran, neraca perdagangan Januari pada tahun-tahun sebelumnya mengalami surplus, yaitu 1 miliar dolar AS (Januari 2012), 1,9 miliar dolar AS (Januari 2011), dan 2,06 miliar dolar AS (Januari 2010).