EKBIS.CO, MADIUN -- Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) untuk membeli 50 gerbong kereta ekonomi buatan PT INKA yang batal dibeli oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan nilai kontrak mencapai Rp 180 miliar.
Permintaan tersebut bertujuan untuk menyelamatkan dan menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan PT INKA karena saat ini 50 gerbong kereta kelas ekonomi tersebut sudah jadi, kata Dahlan Iskan saat berada di PT INKA Madiun, Kamis (13/3).
"Kementerian Perhubungan telah memesan 50 gerbong tersebut pada tahun 2012. Ia sudah melakukan tender, sudah menang, dan sudah kontrak, namun ternyata tidak ada anggarannya. Kalau itu tidak diatasi, bencana bagi INKA. Sebab, kereta sudah jadi tapi tidak diambil dan tidak ada uangnya ," ujarnya.
Tentu saja, lanjutnya, pihak INKA bisa menggugat terkait permasalahan tersebut. Namun, Dahlan tidak ingin terjadi perusahaan milik pemerintah menggugat pemerintah.
Guna mengatasi masalah tersebut, Dahlan mengajak Direksi PT KAI untuk meninjau mutu dan kelayakan 50 gerbong yang batal dipesan tersebut. Tujuannya agar PT KAI melihat dan menilai apakah kereta tersebut sesuai dengan standar kualitas kereta yang digunakan oleh PT KAI.
"Hasilnya, tidak ada koreksi dari saya karena semuanya sudah sempurna. Saya dan PT KAI benar-benar bangga dengan kereta buatan INKA," kata Dahlan.
Sesuai dengan hasil tinjauan, maka diputuskan bahwa PT KAI akan membeli 50 gerbong kereta ekonomi yang batal dipesan oleh Kementerian Perhubungan tersebut. Namun, saat ditanya terkait harga jual yang telah disepakati antara PT INKA dan PT KAI untuk puluhan gerbong tersebut, Dahlan menolak menyebutkannya.
"Itu sudah urusan dari perusahaan. Jadi, saya serahkan ke masing masing direktur utamanya," kata mantan Direktur Utama PLN tersebut.
Dahlan Iskan berkunjung ke PT INKA setelah menemani kunjungan Presiden SBY di Surabaya. Saat berada di PT INKA, peserta konvensi Partai Demokrat itu langsung meninjau 50 gerbong kereta ekonomi yang telah siap pakai.
Setelah itu, Dahlan melakukan rapat tertutup dengan jajaran direksi PT INKA dan PT KAI untuk mencari solusi dari permasalahan yang dialami BUMN tersebut.