EKBIS.CO, JAKARTA -- Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan, pemerintah akan melibatkan tim independen guna memantau rendemen gula pada tebu petani yang akan digiling oleh pabrik gula guna memastikan keadaan di lapangan dengan yang dilaporkan.
Menurut Gamal, tim tersebut terdiri dari kalangan perguruan tinggi, asosiasi petani tebu serta dinas pertanian. "Tim ini akan melakukan pantauan selama satu tahun dan setiap bulan memberikan laporannya sehingga nantinya bisa diketahui rendemen yang sebenarnya," katanya.
Menurut dia, selama ini sering terjadi ketidaksesuaian rendemen tebu di tingkat petani dengan di pabrik gula karena kedua pihak menggunakan pengukuran masing-masing. Petani selalu mengatakan rendemen tanaman tebu mereka tinggi sehingga berharap harga jualnya tinggi, tambahnya, sebaliknya pabrik gula menyatakan tingkat rendemen tebu petani rendah.
Kondisi tersebut, tambahnya, justru bisa merugikan satu sama lain karena tidak menemukan harga yang saling menguntungkan baik untuk petani ataupun pabrik gula. Gamal mengatakan, tim independen tersebut akan memantau tebu mulai dari saat panen di lahan perkebunan, selama perjalanan hingga sampai di pabrik untuk digiling. "Dengan demikian nantinya dapat diketahui kalau memang terjadi penurunan rendemen dimana faktornya," katanya.
Menyinggung pendanaan tim independen tersebut, Dirjenbun menyatakan, berasal dari APBN yang sudah dialokasikan ke daerah melalui Tugas Pembantuan. "Tim ini nantinya yang menetapkan adalah dinas-dinas (perkebunan) di daerah," katanya.
Pada kesempatan itu Gamal menyatakan, taksasi produksi gula nasional pada tahun ini diperkirakan sebanyak 2,9 juta ton, sedangkan rendemen rata-rata delapan karena didukung iklim yang baik. Dia menyatakan, pabrik gula yang baru berdiri di Kabupaten Blora Jawa Tengah menjanjikan kepada petani rendemen gula mencapai delapan dan pada pertengahan Juni 2014 siap giling tebu.