Jumat 18 Apr 2014 07:15 WIB

Produksi Padi Curup Alami Penurunan

Red: Julkifli Marbun
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

EKBIS.CO, REJANGLEBONG -- Produksi beras yang dihasilkan petani dari Kecamatan Curup, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, pada musim tanam tahun ini mengalami penurunan.

Beras yang dihasilkan dari sawah petani pada musim tanam tahun ini jumlahnya sedikit, kalau tahun sebelumnya setiap musim panen tiba mereka bisa menggiling hingga ratusan karung yang jika dijadikan beras bisa mencapai puluhan ton.

"Kalau sekarang petani yang menggiling padi paling banyak 10 sampai 15 karung perorangnya," kata Sumantri (55) pemilik usaha penggilingan padi yang ada di Kelurahan Talang Benih, Kecamatan Curup, Kamis.

Berkurangnya padi yang dihasilkan petani di kawasan yang selama ini dikenal sebagai sentra penghasil beras terbesar di daerah itu kata dia, dapat dilihat dari banyaknya padi yang digiling petani di sejumlah usaha penggilingan padi. Produksi padi itu mengalami penurunan akibat banyaknya areal persawahan yang sudah berubah fungsi di antaranya menjadi pemukiman, pertokoan, usaha perikanan maupun usaha lainnya.

Luasan areal persawahan di daerah itu saat ini tambah dia, hanya berkisar antara 15 sampai 20 hektare pada hal 10 tahun lalu jumlahnya mencapai 100 hektare. Berkurangnya luasan sawah ini mengakibatkan turunnya produksi beras yang dihasilkan petani setempat sehingga berpengaruh terhadap penghasilan usaha penggilingan padi mereka.

"Kalau banyak yang menggiling padi otomatis pendapatan kami juga banyak, karena upah penggilingannya dikenakan sebesar 10 persen dari banyaknya padi yang digiling dan biasanya dibayar dengan beras," katanya.

Sedangkan untuk harga jual beras jenis IR-64 yang dihasilkan petani daerah itu di tingkat penggilingan kata dia, saat ini berkisar Rp7.500 - Rp8.000 per kg, tergantung dengan kualitas berasnya.

Sementara itu perkembangan harga jual beras berbagai merek di beberapa pasar tradisional di Kota Curup saat ini dalam kondisi stabil, menurut sejumlah pedagang beras hal dipengaruhi banyak pasokan beras dari luar daerah yang masuk ke daerah tersebut.

"Harga beras sekarang masih stabil dan stoknya juga banyak terutama beras dari Belitang dan Lampung. Banyaknya beras dari luar daerah yang masuk ke Curup karena mereka sekarang sedang memasuki musim panen," kata Maryati (40) pedagang beras di kawasan Pasar Atas Curup.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement