EKBIS.CO, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa perkembangan pasar modal syariah di dalam negeri cukup positif dilihat dari data nasabah Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Kepala Unit Edukasi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh di Jakarta, Kamis (24/4), mengatakan bahwa pada tahun 2013 lalu pertumbuhan investor syariah tumbuh sekitar 51 persen di sepanjang 2013.
Ia mengemukakan bahwa dalam data KSEI, investor yang masuk dalam pasar modal syariah digolongkan sebagai investor baru.
"Sekitar 800.000 nasabah syariah di 2013," kata dia.
Ia mengharapkan bahwa seiring dengan pertumbuhan yang signifikan di industri pasar modal Indonesia, maka diharapkan investasi syariah di pasar modal Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang pesat.
Ia mengemukakan bahwa dari 116 anggota bursa (AB), sebanyak delapan perusahaan sudah mengembangkan sistem "online trading syariah" diantaranya, Indo Premier Online Technology, Mandiri Sekuritas, BNI Sekuritas, Panin Sekuritas, Trimegah Sekuritas, KDB Daewoo Securities, dan Phintraco Secuirites.
Ia menambahkan bahwa terdapat satu perusahaan sekuritas yang baru masuk dalam pengembangan sistem "online trading syariah" yakni Sucorinvest Central Gani dengan nama "Sucorinvest Personal Online Trading Syariah" (SPOT).
Sementara itu, Direktur Utama Suconrivest Central Gani, Ratih D Item mengatakan bahwa sistem syariah yang baru diluncurkan itu berpedoman kepada prinsip-prinsip syariah yang hanya melakukan transaksi pada saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES), sehingga investasi yang dilakukan adalah secara Halal.
"Kondisi pasar modal syariah yang berkembang mendorong kita untuk lebih mengupayakan strategi-strategi dalam pengembangan pasar modal syariah," ujarnya.