EKBIS.CO, JAKARTA – PT Verona Indah Picture Tbk (VERN) dan PT Master Print Tbk (PTMR) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pelaksanaan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Keduanya sama-sama melantai di bursa pada Selasa (8/10/2024).
VERN merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang rumah produksi, dan telah memproduksi lebih dari 4.500 episode dan 6.000 jam tayang sinetron serta mini series.
VERN melepaskan sejumlah 1.121.650.000 saham atau setara dengan 23,54 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO, dengan harga Rp 195 per saham. Pada periode penawaran umum (offering), permintaan akan saham VERN oleh investor sangat tinggi dengan kelebihan permintaan atau oversubscribe sebanyak 63,22 kali.
“Saham yang ditawarkan sejak 2 Oktober 2024 ternyata sangat diminati oleh investor pasar modal di BEI. Tingginya minat investor terhadap saham VERN menunjukkan bahwa investor merespon positif prospek usaha Perseroan yang saat ini masih sangat baik dengan tren kinerja yang terus mengalami peningkatan. Tren positif kinerja Perseroan ini tak lepas dari besarnya minat masyarakat atas karya sinetron yang berkualitas di Indonesia,” kata Direktur Utama PT Verona Indah Pictures Tbk Pie Titin Suryani dalam siaran resmi, Selasa (8/10/2024).
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 560.825.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 15,39 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I dimana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perseroan. Waran seri I mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama enam bulan. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama dengan harga pelaksanaan sebesar Rp216,- yang dapat dilakukan setelah enam bulan sejak efek dimaksud.
Lebih lanjut, Pie menerangkan, perolehan dana dari hasil IPO VERN akan dipergunakan untuk dua hal. Pertama, sebesar 7,70 persen akan digunakan oleh perseroan untuk akuisisi properti berupa tanah dan bangunan dengan luas tanah sebesar 160 meter persegi dan luas bangunan sebesar 1.060 meter persegi yang berlokasi di Graha Arteri Mas, Jakarta Barat. Saat ini, properti berupa tanah dan bangunan yang akan diakuisisi telah digunakan oleh perseroan untuk kantor operasional dan kegiatan usaha perseroan.
Kedua, sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, namun tidak terbatas untuk pembiayaan kegiatan produksi dan/atau akuisisi film/sinetron/serial digital dan kegiatan pemasarannya, serta untuk pembiayaan kebutuhan operasional Perseroan.
Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, namun tidak terbatas untuk pembiayaan kegiatan produksi dan pemasaran film/sinetron/serial digital, pembayaran gaji karyawan, dan biaya umum operasional perseroan.
Sementara itu, PT Master Print Tbk PTMR) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan sebagai distributor resmi dan penyewaan barang-barang industri pengemasan. Termasuk suku cadang dan servis seperti coding, marking, labelling dan product inspection system, serta shrink packaging, protective packaging, food packaging, dan pharmaceutical (blister) packaging.
Saham Perseroan akan diperdagangkan dengan kode saham “PTMR” yang mana Perseroan telah memperoleh izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 September 2024.
PTMR menawarkan sahamnya pada harga Rp 128 per saham dengan jumlah seluruh nilai penawaran umum sebesar Rp 55,68 miliar. Saham Perseroan dikategorikan sebagai saham syariah oleh OJK dan ditawarkan kepada masyarakat sebanyak 435 juta lembar saham yang mewakili 22,81 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham.
Diungkapkan bahwa, pada proses Penawaran Umum, saham perseoan mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) sebanyak 20 kali lipat. Perseroan menyatakan bahwa sekitar Rp 25,1 miliar dari hasil IPO akan digunakan untuk pembelian saham Global Putra Kusuma (GPK, perusahaan terafiliasi). Dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian barang persediaan, penambahan dan pengembangan produk baru, pemasaran, dan marketing.