EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, melemah sebesar 24 poin menjadi Rp11.549 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.525 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan bahwa mata uang domestik terbebani oleh masalah Ukraina yang hingga kini belum tuntas sehingga membuat investor enggan untuk memperluas posisinya di aset berisiko.
"Aksi hindar risiko cenderung akan warnai pasar keuangan Asia pada pekan ini," katanya.
Ia mengatakan bahwa optimisme pasar kembali akan diuji pada pekan ini seraya menanti data perdagangan dan inflasi Tiongkok guna memberikan petunjuk apakah data tersebut mampu meredam kecemasan isu global salah satunya Ukraina.
Kepala Riset Trust Securities reza Priyambada menambahkan bahwa laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah meski masih dalam fluktuasi yang stabil.
"Potensi penguatan masih cukup terbuka menyusul Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2014 mencapai 5,21 persen," katanya.
Menurut dia, kondisi itu akan mendorong investor global akan terus menempatkan dananya ke Indonesia, seperti ke surat utang pemerintah.
Ia menambahkan bahwa April yang mencatatkan deflasi sebesar 0,02 persen juga masih menjadi penahan rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin (5/5), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp11.511 dibandingkan sebelumnya (2/4) di posisi Rp11.537 per dolar AS.