Jumat 09 May 2014 15:51 WIB

Kemenkeu Ajukan Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi 2014

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan akan merevisi pertumbuhan ekonomi 2014. Hal ini tak lepas dari rendahnya realisasi pertumbuhan triwulan I 2014.

Menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 sebesar 5,21 persen lebih rendah dibanding proyeksi pemerintah yaitu 5,6-5,7 persen. "Saya kira secara realistis angkanya harus direvisi," ujar Chatib kepada wartawan di kantornya, Jumat (9/5). 

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6,0 persen. Kemudian dalam pertemuan dengan Badan Anggaran DPR pertengahan Februari silam, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2014 5,8-6,0 persen. 

Saat ditanya, berapa kisaran revisi yang akan diajukan pemerintah kepada parlemen dalam APBN Perubahan, Chatib mengaku akan masih membahasnya dengan internal otoritas fiskal. "Berapa angkanya? Beberapa hari ini kita akan bahas. Tentu, nanti kita akan melihat di kisaran-kisaran itu.  Tapi, gak mungkin di atas 5,5 persen," kata mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tersebut.

Pada Kamis (8/5) kemarin Bank Indonesia (BI) telah merevisi pertumbuhan ekonomi dari kisaran 5,5-5,9 persen menjadi 5,1-5,5 persen. Sementara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengajukan rentang pertumbuhan 5,3-5,5 persen. 

Secara terpisah, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus menyebut belum ada perubahan target pertumbuhan secara resmi dari pemerintah. "Nanti akan diusulkan dalam RAPBN Perubahan 2014," kata Bobby kepada ROL

Namun begitu, Bobby mengaku optimistis peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,5 persen terbuka. "Tentu dengan upaya yang terpadu," ujar Bobby.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement