EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memproyeksikan pertumbuhan laba tahun ini sebesar 10-20 persen. Direktur INDF Thomas Tjhie mengatakan, pertumbuhan ini berasal dari positifnya pertumbuhan semua divisi."Kami targetkan high double digit," ujar Thomas usai rapat umum pemegang saham, Jumat (16/5).
Pertumbuhan ini dinilai cukup tinggi di tengah perlambatan ekonomi nasional. Perseroan optimistis bisa mendorong pertumbuhan karena kebutuhan akan bahan konsumen terus bertambah.
Untuk mendukung pertumbuhan, INDF menganggarkan belanja modal sebesar Rp 9,6 triliun. Sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk divisi makanan dan agribisnis. Belanja modal akan dipakai untuk ekspansi mi instan dan pengembangan kapasitas pabrik di divisi makanan. Sedangkan divisi agribisnis, dana akan dipakai untuk penanaman benih baru dan perawatan tanaman yang belum berbuah. Dana belanja modal berasal dari kas perseroan.
Belanja modal tahun ini cenderung lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Thomas mengatakan, biasanya belanja modal yang terserap setiap tahun hanya 80 persen. Sehingga, tidak semua dana yang dianggarkan terpakai.
Tahun ini, INDF memiliki utang jatuh tempo senilai Rp 1,6 triliun. Dana tersebut merupakan pembayaran obligasi V perseroan. Dana yang akan dipakai untuk pembayaran sisa utang berasal dari obligasi VII yang sedang dalam proses. "Nilainya maksimal Rp 2 triliun," kata Thomas.