EKBIS.CO, MOSKOW -- Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan mengakhiri kontrak sebesar 3,4 miliar dolar AS dengan produsen pesawat terbang Kanada, Bombardier. Kontrak tersebut mencakup pembuatan pesawat Q400 dan pembangunan pabrik perakitan di Rusia.
Kepala unit industri penerbangan Bombardier, Guy Hachey, pada Maret mengisyaratkan bahwa kesepakatan yang telah dicapai pada Agustus 2013 dengan Rostec, perusahaan milik negara Rusia, terancam oleh sanksi Kanada terhadap Rusia. "Sanksi yang diberlakukan oleh Kanada terhadap beberapa pejabat Rusia untuk peran mereka dalam krisis Ukraina mengurangi sedikit pembicaraan," kata Hachey.
"Mengenai Bombardier Q400, terlepas dari situasi politik, pertanyaanya adalah apakah akan melanjutkan atau mengakhiri proyek tersebut," kata Menteri Perindustrian Rusia Denis Matourov kepada kantor berita Rusia Ria Novosti di sela-sela Forum Ekonomi Internasional di Saint Petersburg, Kamis (22/5).
"Kami telah meninjau persoalan harga dengan Rostec, mengingat bahwa harga yang ajukan oleh pihak Kanada saat ini adalah yang tertinggi," tambah Matourov.
Sementara itu CEO Rostec, Sergey Chemezov, mengatakan negosiasi masih berlangsung. Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan mengancam sanksi lebih besar atas perannya dalam mengobarkan kerusuhan di Ukraina timur setelah Moskow menganeksasi semenanjung Krimea di Laut Hitam.
Musim panas lalu Bombardier telah menandatangani nota kesepakatan dengan Rostec terkait persiapan rencana membuka unit produksi bersama untuk pesawat Q400 NextGen di wilayah Ulyanovsk di Volga. Kesepakatan itu juga termasuk penjualan hingga 100 pesawat turboprop Q400 senilai 3,4 miliar dolar AS (2,5 miliar euro).