EKBIS.CO, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau yang juga disebut dengan ASEAN Economic Community akan berlaku mulai 2015 mendatang. Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar akan banyak dibidik perusahaan luar.
Umar Juoro, Ekonom Senior Center for Information and Development Studies (CIDES) mengatakan, salah satu bidang usaha yang akan banyak dilirik asing adalah perusahaan jasa verifikasi.
Ia memperkirakan lembaga keuangan asing dari Malaysia, Singapura dan Thailand yang kini bermain untuk komoditas buah-buahan, akan lebih nantinya.
“Di situ perusahaan asing akan mencari tenaga verifikator dari Indonesia. Dikhawatirkan tenaga kerja terampil di Indonesia akan pindah secara alamiah maupun karena 'dibajak' perusahaan asing sesama anggota ASEAN," ujar Umar.
Maka dari itu, lanjut Umar, sudah saatnya pemerintah, BUMN dan masyarakat bersiap menghadapi kondisi tersebut, bahkan wajib mengambil manfaat dari kesepakatan regional itu. Secara khusus Umar menyebut dua nama perusahaan, yakni PT Sucofindo dan Surveyor Indonesia.
Meski dua perusahaan menunjukkan performance yang bagus untuk pasar dalam negeri, termasuk untuk bersaing di level ASEAN, tidak menjamin sumber daya manusia yang mereka miliki akan bertahan.
"Jika ini terjadi tentu merupakan kerugian buat Sucofindo dan Surveyor Indonesia. Artinya, mereka (perusahaan asing) masuk ke Indonesia dan bersaing dengan Sucofindo dan Surveyor Indonesia dengan menggunakan tenaga ahli dari kita,” papar Umar.
Agar tidak terjadi perpindahan tenaga ahli, Umar menyarankan agar Sucofindo dan Surveyor Indonesia meningkatkan kualitas pola pembinaan SDM, dan memperluas jaringan dan organisasi, bukan sekedar individunya saja.
"Karier bukan hanya masalah kompetensi. Tetapi bagaimana orang menjadi bagian yang terintegrasi dan bisa berkonstribusi dengan nyaman,” terang Umar.
Sebagai perusahaan jasa verifikasi, menurutnya, kegiatan surveyor rely on (bergantung) pada soal SDM. Dan SDM ini harus terus ditingkatkan kualitasnya agar sesuai dengan standar internasional.
Sucofindo dan Surveyor Indonesia, kata Umar, juga disarankan bisa meniru perbankan nasional yang banyak memakai tenaga asing guna meningkatkan performancenya dalam bersaing dengan perusahaan sejenis, baik di tingkat regional ASEAN bahkan tingkat internasional.